Belanda, prestasikaryamandiri.co.id – Kejahatan dunia maya semakin meningkat di berbagai negara seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Peretas sering kali mengeksploitasi kerentanan dalam sistem keamanan untuk mencuri data sensitif, merusak infrastruktur digital, atau mengganggu layanan publik.
Serangan dunia maya yang umum mencakup pencurian informasi pribadi dan keuangan, serangan malware yang merusak, dan tindakan kriminal seperti penipuan dan penggelapan melalui platform online.
Pemerintah dan sektor swasta terus berupaya meningkatkan keamanan jaringan dan kesadaran masyarakat terhadap ancaman kejahatan dunia maya.
Namun, aktivitas pembajakan yang semakin canggih dan terorganisir terus menimbulkan tantangan besar. Perlindungan data yang lebih kuat, pendidikan keamanan siber yang lebih baik, dan kerja sama internasional merupakan kunci untuk memerangi ancaman kejahatan siber di Indonesia.
Untuk itu, berikut berbagai metode kejahatan dunia maya yang biasa digunakan para peretas.
Pemalsuan Identitas Identitas merupakan salah satu bentuk kejahatan dunia maya yang umum terjadi di platform media sosial. Dalam kejahatan ini, pelaku mencuri identitas seseorang dari media sosial, seperti foto, nama, dan informasi pribadi lainnya, kemudian menggunakannya untuk kegiatan kriminal.
Biasanya, identitas palsu ini digunakan untuk penipuan online dan pencucian uang, yang dapat mengakibatkan kerugian finansial dan reputasi bagi korban yang identitasnya telah dicuri.
Serangan drive-bySerangan drive-by adalah metode umum penyebaran malware di Internet. Penjahat dunia maya berupaya mengamankan halaman dan memasukkan skrip Hypertext Preprocessor (PHP) atau Hypertext Transfer Protocol (HTTP) berbahaya ke salah satu halaman mereka.
Script ini secara otomatis dapat menginstal malware pada komputer pengunjung yang mengakses website atau mengarahkan mereka ke website lain yang dikelola oleh hacker.
Jika komputer pengguna tidak memiliki pembaruan keamanan yang memadai, terutama terhadap jenis malware yang digunakan, infeksi diam-diam dapat terjadi saat mengakses situs web yang terinfeksi.
Phishing Phishing adalah jenis kejahatan dunia maya yang bertujuan mencuri informasi pribadi dari korban melalui email, panggilan telepon, pesan teks, atau tautan yang menyamar sebagai entitas yang dapat dipercaya. Phisher menggunakan trik yang meyakinkan untuk mendapatkan informasi sensitif seperti kata sandi, informasi kartu kredit, alamat email, dan kata sandi satu kali (OTP) dari korban. Informasi yang dicuri tersebut kemudian digunakan untuk berbagai kejahatan seperti pencurian identitas, pemerasan, dan pencurian uang.
CrackingCracking adalah upaya meretas sistem komputer dengan melanggar keamanan jaringan, perangkat lunak, atau komputer itu sendiri. Pelaku yang dikenal sebagai hacker melakukan aktivitas tersebut untuk merencanakan atau mencuri informasi ilegal atau kriminal.
Sebuah perusahaan teknologi informasi (IT) harus mewaspadai kejahatan dunia maya ini untuk menjamin keamanan sistem komputer atau lokasi perusahaan, terutama jika data penting pelanggan atau perusahaan disimpan di sana.
Spoofing adalah penggunaan orang yang sah, seperti bank atau pemerintah, untuk melakukan kejahatan dunia maya. Berbeda dengan phishing yang mencuri data, spoofing juga dapat mengirimkan malware ke komputer atau situs korbannya. Ada banyak jenis spoofing, termasuk pencurian identitas, spoofing alamat IP, spoofing DNS, dan spoofing situs web.
Spionase dunia maya Spionase dunia maya melibatkan penyusupan ke jaringan komputer untuk memata-matai target tertentu. Peretas biasanya menggunakan spyware untuk secara diam-diam menginstal perangkat lunak guna memantau aktivitas online korban.
Sasaran utamanya adalah pesaing bisnis, lawan politik, atau pejabat pemerintah yang menyimpan dokumen dan informasi penting di sistem komputer. Dengan cara ini, semua data sensitif dapat diakses tanpa mengidentifikasi korbannya.
Injeksi SQL Injection Structured Query Language (SQL) adalah teknik serangan yang mengeksploitasi celah keamanan pada database aplikasi. Hal ini menimbulkan ancaman besar terhadap keamanan aplikasi web dan sering kali disebabkan oleh kurangnya filter untuk karakter khusus yang digunakan dalam sintaks SQL yang digunakan dalam aplikasi.
Hal ini memungkinkan penyerang untuk memasukkan karakter khusus ini ke dalam pernyataan akses database aplikasi. Serangan SQL mungkin terjadi jika sistem backend tidak memiliki pengaturan Application Firewall (WAF) atau Intrusion Prevention System (IPS) yang memadai dalam arsitektur jaringan. Akibatnya, akses langsung ke database ditemukan melalui celah keamanan.
Serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS) adalah bentuk kejahatan dunia maya di mana server diserang dengan menghasilkan lalu lintas dalam jumlah besar, sehingga mencegahnya memuat koneksi dari pengguna atau eksperimen lain.
Peretas melakukan serangan ini dengan sering mengirimkan permintaan yang berisi data dalam jumlah besar ke server. Serangan DDoS sering kali melibatkan perangkat buatan seperti virus dan bot yang digabungkan menjadi malware yang disebut botnet.