Solok, prestasikaryamandiri.co.id – Kepala Desa Weli Nagari atau Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumenti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), Padri Wanto membenarkan tewasnya 11 warga akibat dugaan longsor di lokasi penambangan emas ilegal tersebut. Kamis (26 September 2024) sore.

Hingga pukul 23.44 WIB malam ini, jumlah korban yang dilaporkan meninggal dunia sebanyak 11 orang, kata Padre Vanto seperti dilansir Antara di Sungai Abu, Jumat (27/09/2024).

Selain itu, berdasarkan data yang dihimpun dari masyarakat, relawan dan Nagari, tercatat delapan orang penambang mengalami luka berat dan tiga orang mengalami luka ringan.

Padri juga menyebutkan identitas 11 orang tewas yakni Sat (35), Desrivandi (48), Doris (30), Edrimen (44), Yusrizal (44), Ilham (25), Sil (31), Indra (18). , Ambra (29), Don dan Zakir.

Dijelaskannya, kendala utama dalam proses evakuasi korban yang dilakukan masyarakat, relawan, dan tim gabungan adalah kondisi medan yang tidak bisa diakses kendaraan roda empat maupun roda dua.

Saat ditanya apakah tempat kejadian itu merupakan tambang emas ilegal, Padri mengaku tidak mengetahui adanya aktivitas penambangan emas ilegal di wilayah Nagari tempat ia beroperasi.

“Ini di luar pengetahuan kami. Kami tidak tahu kalau ada kegiatan seperti itu (penambangan emas ilegal). Kita hanya tahu bahwa kita adalah korban bencana alam,” ujarnya.

Sementara itu, Hasan Basriel (52), kerabat Don, salah satu korban tewas di Solok Selatan, mengaku baru mendapat kabar duka tersebut pada Jumat sore. Kecelakaan itu terjadi pada Kamis (26/9/2024) sore.

Menurut dia, jarak tempuh terakhir mobil ke lokasi kejadian adalah empat hingga tujuh jam.

“Saya tunggu jenazah bernama Don di Solok Selatan. Pekerjaannya di sini adalah tukang emas.” Dia berkata.

Sebelumnya, tragedi ini menimpa sejumlah warga yang melakukan aktivitas di tambang Nagari Sungai Abu di Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Longsoran di area pertambangan mengubur para penambang di bawah longsoran tersebut.

Kepala BPBD Kabupaten Solok Irvan Effendi membenarkan adanya longsor tersebut pada Kamis (26 September 2024) sore.

Kejadiannya sekitar pukul 17.00 WIB, kata Irvan melalui pesan singkat, Jumat (27/9/2024).

Menurut dia, akibat longsor tersebut, beberapa warga yang bekerja di tambang tersebut terjebak di bawah tumpukan tanah. Irvan mengatakan, lokasi tambang sangat terpencil dan sulit diakses. Perjalanan dari Nagari Sungai Abu menuju lokasi penambangan memakan waktu sekitar 5 jam.

Proses evakuasi akan memakan waktu 8 jam untuk mencapai Nagari, tambahnya.

Menurut data sementara, 15 kematian telah tercatat. Sebanyak 11 jenazah berhasil diangkat dan 4 jenazah lagi masih terkubur di lokasi. Selain itu, tiga orang mengalami luka-luka dan 25 lainnya tidak dapat ditemukan karena masih tertimbun longsor.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *