Beirut, prestasikaryamandiri.co.id – Lebanon pada Minggu (28/7/2024) menyerukan penyelidikan internasional atas serangan Israel yang menewaskan 12 orang, termasuk anak-anak, di Dataran Tinggi Golan.
Tentara Israel pada Sabtu (27/7/2024) menggambarkan serangan di lapangan sepak bola di Lebanon sebagai operasi milisi Hizbullah.
Hizbullah membantah tuduhan Israel melakukan pengeboman Majdal Shams. “Perlawanan kami sama sekali tidak ada hubungannya dengan insiden ini, dan kami dengan tegas menolak semua klaim palsu mengenai hal ini,” kata milisi.
Setelah komentar Hizbullah, pemimpin Druze (kelompok etnis di Asia barat) yang paling berkuasa di Lebanon, mantan pemimpin Partai Sosialis Walid Jumblatt, memperingatkan terhadap tuduhan bahwa Israel memicu perang dan bahwa komunitas tersebut menjadi sasarannya.
Pada Minggu pagi, Israel berulang kali menyerang desa al-Abbasiya dan Burj al-Shamali dekat Tayr di Lebanon selatan, yang mengakibatkan korban jiwa.
Serangan di Majdal Shams terjadi beberapa jam setelah Israel membunuh empat anggota Hizbullah di desa perbatasan selatan Kafarkila.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Lebanon mengutuk kekerasan dan serangan terhadap seluruh warga sipil. Dia mengatakan bahwa menargetkan warga sipil merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdullah Bou Habib mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sejak awal perang, Hizbullah tidak menargetkan warga sipil tetapi situs militer. Dia berkata: “Saya tidak berpikir bahwa serangan terhadap Majdal Shams ini dilakukan oleh Hizbullah.
“Mungkin saja direncanakan pihak lain. Salah Israel atau salah Hizbullah, saya tidak tahu. Kita perlu investigasi internasional untuk mengungkap kebenarannya,” tegasnya.
Dalam pernyataan bersama, Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Jeanine Hans-Plaschart dan kepala misi UNIFIL dan komandan pasukan Letjen Aroldo Lazaro mengutuk pembunuhan warga sipil, termasuk anak-anak dan remaja, di Majdal Shams.