Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan mengungkapkan, rendahnya literasi keuangan dan inklusi sosial menjadi tantangan utama pengembangan perbankan syariah di Indonesia.
Menurut Trioxa, literasi dan inklusi keuangan harus lebih digalakkan. Dengan begitu, masyarakat akan lebih mengenal produk perbankan syariah dan memahami manajemen perbankan di Indonesia.
“Sehingga masyarakat dapat mempercayai dan melakukan aktivitas keuangan perbankan melalui bank syariah,” kata Trioksa kepada prestasikaryamandiri.co.id di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Jumat (06/07/2024).
Selain itu, digitalisasi juga menjadi tantangan yang perlu diadaptasi oleh perbankan syariah saat ini. Menurut Trioxa, perbankan syariah di Indonesia mempunyai potensi yang luas dan harus dimanfaatkan secara maksimal.
Jumlah investor syariah di Indonesia diketahui meningkat sebesar 225% dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2018, tercatat 44.536 investor syariah yang terdaftar, dan jumlah ini akan meningkat menjadi 144.813 pada bulan April 2024.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan peningkatan ini menunjukkan bahwa pasar modal syariah menjadi pilihan investasi yang semakin populer di Indonesia. Namun jumlah investor syariah masih sangat kecil dibandingkan jumlah umat Islam dan total investor di Indonesia.
Apalagi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang hampir mencapai 13 juta investor, tegas Iman.
“Saat saya masuk ke Bursa Efek Indonesia dua tahun lalu, investornya hanya 126.000 orang. Nah, dalam dua tahun terakhir, peningkatannya tidak cukup signifikan,” lanjutnya.