Padang, prestasikaryamandiri.co.id – Presiden Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto datang ke Padang, Sumatera Barat, untuk menyampaikan keprihatinannya atas meninggalnya Afif Maulana yang berusia 13 tahun. diduga menjadi korban penyiksaan polisi. Kak Seto pun turut berduka cita atas meninggalnya Afif dalam tragedi Jembatan Kuranji di Padang, Sumatera Barat. 

“Kami dan teman-teman LPAI meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini secara transparan, terbuka, dan meminta tidak ada yang ditutup-tutupi,” kata Kak Seto di Padang usai pertemuan dengan LBH Padang dan LPAI Sumbar, Senin (8 Agustus). ). 7). /2024). 

Kak Seto mengatakan, LPAI Sumbar sejak awal telah bekerja mendampingi keluarga almarhum dalam mengusut kasus ini. LPAI sepenuhnya berada di pihak korban dan keluarga Afif Maulana. “Kami prihatin dan meminta polisi mengungkap kasus ini secara jelas,” kata Kak Seto. Jenazah Afif Maulana ditemukan warga di bawah Jembatan Kuranji Padang pada Minggu, 9 Juni 2024. Polisi memberi tahu keluarganya bahwa Afif meninggal karena melompat untuk melarikan diri, namun dikejar polisi yang awalnya berusaha menghentikan perkelahian. pagi hari. 

Namun pihak keluarga tak percaya dengan cerita tersebut saat melihat kondisi jenazah Afifi. Mereka kemudian melaporkan masalah ini ke LBH Padang. Hasil pemeriksaan LBH Padang menunjukkan Afif meninggal akibat penganiayaan. LBH Padang juga menyatakan tidak ada bekas luka di tubuh Afif akibat terjatuh. LBH Padang juga mendapat kesaksian bahwa Afifa Maulana ditangkap oleh beberapa petugas polisi. Selain itu, ada 18 korban lainnya yang mengaku pernah ditangkap dan disiksa polisi. 

Meski begitu, Polda Sumbar tetap membantah tudingan Afif Maulana tewas akibat penganiayaan anggotanya. Kapolda Sumbar Irjen Suharyono mengklaim Afif meninggal dunia karena terpeleset dari jembatan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *