Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Alejandro Fonseca mengantri berjam-jam di cabang bank di Havana, Kuba. Dia berharap untuk menarik beberapa peso Kuba dari ATM. Namun, ketika hampir tiba gilirannya, uangnya habis. Fonseca yang frustrasi kemudian berlari ke ATM lain yang berjarak beberapa kilometer.

“Seharusnya tidak sulit mendapatkan uang hasil jerih payah Anda,” kata Fonseca kepada AP, seperti dikutip Minggu (28/4/2024).

Tidak hanya Fonseca, banyak warga Kuba yang kini frustrasi dengan tantangan kekurangan uang tunai. Menurut para ahli, masalah kekurangan uang di Kuba berkaitan dengan krisis ekonomi di Kuba.

Ekonom Kuba Omar Everleni Perez mengatakan alasan utamanya adalah meningkatnya defisit fiskal pemerintah, kekurangan uang kertas dengan pecahan di atas 1.000 peso Kuba, inflasi yang tinggi dan masalah pasokan uang tunai ke bank.

“Uangnya ada di sana, tapi tidak di bank,” kata Perez.

Dia mengatakan sebagian besar uang tunai tersebut bukan untuk pekerja bergaji tetap tetapi untuk pengusaha dan pemilik usaha kecil dan menengah yang cenderung mencuri uang dari transaksi komersial tetapi menolak menyimpannya di bank. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kepercayaan terhadap bank lokal, atau karena diperlukannya konversi peso Kuba ke mata uang asing.

Pemilik usaha kecil atau pengusaha di Kuba biasanya harus mengimpor barang yang mereka jual. Akhirnya, banyak peso Kuba yang disimpan untuk ditukar dengan mata uang asing di pasar informal.

Peres mencatat bahwa 50% dari uang tunai yang beredar pada tahun 2018 dipegang oleh warga negara Kuba, dan sisanya berada di pantai Karibia. Namun, pada tahun 2022, hanya 30% uang tunai yang ada di bank.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *