Bandung, prestasikaryamandiri.co.id – Pengacara lima terpidana (Eka, Eko, Hadi, Sandi dan Jaya), Jutek Bongso kasus pembunuhan Vina dan Eky tahun 2016, mengumpulkan barang bukti untuk mengajukan laporan (PK).
Kuasa hukum lima terpidana, Jutek Bongso mengatakan, pihaknya tengah menentukan apa yang benar dan salah pada kliennya.
“Kami hanya ingin menempatkan perkara ini pada tempatnya, bahwa yang bersalah harus dihukum. Ini ketentuan hukum negara Indonesia,” kata kuasa hukum terpidana, Jutek Bongso, kepada wartawan di Kota Bandung, Selasa Jawa. 18/06/2024).
Jutek Bongso menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap para terpidana, pihaknya terus mengumpulkan bukti-bukti baru (Novum) terhadap kliennya untuk mengajukan PK.
“Kami sedang dalam tahap mengumpulkan bukti-bukti baru untuk mengajukan PK. Bukti-bukti ini berdasarkan keterangan saksi-saksi yang turut terpidana bahwa kondisi kelima terpidana di lapangan baik-baik saja,” ujarnya. .
Jutek menegaskan, hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap rekan lima terpidana bisa memberikan bukti baru.
– Setelah diperiksa rekan terpidana, mungkin akan muncul bukti-bukti baru dari hasil penyidikan, dan ini salah satunya, tegasnya.
Sebelumnya, tiga rekan dari lima terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky diperiksa tuntas selama 3-8 jam dan menjawab 20 pertanyaan penyidik Direktorat Kriminal Polda Jabar, Selasa (11/6/2024). Mereka mendatangi Polda Jabar untuk mencabut berita acara pemeriksaan tahun 2016.
Ketiga rekannya tersebut adalah Pramudya, Okta dan Teguh. Mereka juga memberikan informasi tambahan mengenai kasus yang terjadi pada tahun 2016.
Menurut salah satu rekan terpidana, Teguh, kepada penyidik, dirinya dan temannya yang kini menjadi terpidana berada di rumah RT saat terjadi pembunuhan terhadap Vina dan Eky.
“Saya mencabut keterangan sesuai BAP yang seharusnya menunjukkan saya ada di rumah Pak RT. Semua sudah diperbaiki,” kata Teguh di Mapolda Jabar, Selasa malam (11/06/2024).
Teguh menjelaskan, selama pemeriksaan, penyidik menanyakan sekitar 20 pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan.
“Ada sekitar 20 pertanyaan karena ada tambahan. Malah saya diminta mengaku tidak ada di RT karena RT belum membuka pintu. Ada satu tekanan nyata untuk mengatakan sebaliknya,” ujarnya.