Batavia, prestasikaryamandiri.co.id – Jenazah bus Trans Fajar Putera yang jatuh di Ciater, Subang dan menewaskan 11 orang telah diubah dalam sebuah pertemuan. Hal itu terlihat pada pintu bus yang dipadukan antara bodywork Adiputro dari Malang dan Laksana dari Semarang.
Bus di Fajar Putera dihentikan karena adanya perubahan kepemilikan. Ini merupakan bus pertama yang dibeli PO SAN dari Bengkulu. Penjualan bus tersebut dibenarkan oleh CEO PT SAN Putra Sejahtera Kurnia Lesani Adnan. “Iya (dia pemilik pertama PO SAN), Jaya Guna Hage sudah kami jual pada 2022,” kata suami San, seperti dikutip.
Dari PO SAN Bengkulu, bus tersebut dijual ke PO Jaya Guna Hage. Saat itu, bodi bus dibangun kembali dengan mulai menggunakan bodi laksana Discovery, digantikan bodi Adiputro model SHD.
Kiri Jaya Guna Hage, mati satat bus PO Maulana Trans. Tidak ada pergantian bus pada saat itu. Perubahan itu terjadi saat PO Maulana Trans menjual bus tersebut ke PO Trans Putra Fajar.
Di tangan PO Trans Putra Fajar, bus tersebut berubah menjadi bus kota berbadan SHD. Saat itu, bodi PO Trans Putra Fajar SHD didesain oleh bodywork Adiputro.
“Bus tersebut berpindah kepemilikan dari PO San, PO Jaya Guna Hage, PO Maulana Trans, dan PO Putra Fajar. Mengejutkan jika bus AKAP berubah menjadi objek wisata,” jelas pemilik akun TikTok.
Salah satu akun TikTok Erman Hidayat mengungkap grup campuran PO Trans Fajar Putera. “Gak jelas, bingung. Pintu depan Adiputro, belakang Laksana,” kata Erman, diambil dari akun TikTok miliknya, Rabu (15/5/2024).
Dalam video yang diunggah, terlihat pintu depan bus jenazah Adiputro yang tewas. Mobil jenis ini dikenal dengan merek asal Malang. Lalu pada pintu belakang dari Laksana yang dikenal dengan logo body company.