SEOUL, prestasikaryamandiri.co.id – Krisis politik Korea Selatan terus memanas. setelah Presiden Yoon Seok-yeol gagal dalam upayanya memberlakukan darurat militer. Pada Selasa (12 Oktober 2024), otoritas Korea Selatan memperpanjang larangan bepergian terhadap sejumlah pejabat senior. Termasuk orang-orang penting dari kepolisian.

Langkah tersebut diambil setelah adanya penyelidikan atas tuduhan makar terhadap Presiden Yun dan sekutunya.

Presiden Yoon Seok-yeol berada di bawah tekanan kuat setelah deklarasi darurat militer singkat. Dia mengirim pasukan khusus dan helikopter untuk menghadiri parlemen. Namun anggota parlemen mencoba memaksanya untuk mencabut keputusan tersebut.

Sejak itu Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang mengusung Yoon juga telah menyusun peta jalan untuk pengunduran dirinya. Presiden dikabarkan bisa saja mengundurkan diri sebelum pemilu baru digelar pada Februari atau Maret 2025.

Investigasi dugaan makar tersebut melibatkan beberapa pejabat senior. Termasuk mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun, Kim ditahan pada hari Minggu atas tuduhan serius penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi pelaksanaan haknya.

Pada hari Selasa Kepala polisi Korea Selatan Cho Ji-ho dan dua pejabat senior lainnya juga dilarang bepergian. Saat krisis politik Korea Selatan terus memanas, sejumlah mantan pejabat militer sebelumnya Jenderal Park An-soo dan Jenderal Yeo In-hyung juga menghadapi pembatasan perjalanan serupa.

Kim Yong Hyun menerima tanggung jawab penuh atas kejadian tersebut dan meminta maaf kepada masyarakat Korea. Dia menekankan bahwa tindakannya sepenuhnya sejalan dengan perintah Presiden Yoon.

Upaya untuk memakzulkan Presiden Yoon gagal pada hari Sabtu. Karena dua pertiga suara di parlemen tidak mencukupi Puluhan ribu warga Korea Selatan turun ke jalan untuk melakukan protes, menyerukan pengunduran diri Presiden Yoon. sementara berbagai kelompok masyarakat sipil Nyalakan lilin bersama untuk menunjukkan solidaritas di banyak kota.

Partai Rakyat dilaporkan sedang mempertimbangkan dua opsi untuk pengunduran diri Presiden Yoon: mengundurkan diri pada bulan Februari; dan mengadakan pemilu pada bulan April 2025 atau mengundurkan diri dari jabatannya pada bulan Maret dan mengadakan pemilu pada Mei 2025

Krisis politik Korea Selatan dianggap sebagai salah satu ujian terbesar bagi stabilitas demokrasi Semenanjung Korea. Penerapan darurat militer oleh presiden di negara yang telah lama dianggap sebagai negara demokrasi stabil telah menarik perhatian internasional. Apa yang terjadi selanjutnya akan sangat menentukan masa depan politik Korea Selatan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *