Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Seorang perempuan bernama DF yang menjadi korban HRD mesum yang menanyakan ukuran payudaranya mengaku berkonsultasi dengan pengacara untuk melaporkan hal tersebut ke polisi.
Karena butuh upaya besar untuk menginformasikan kepada polisi, para korban menempuh perjalanan jauh untuk mencari lokasinya, kata DF saat diwawancarai BTV, Sabtu (27/4/2024).
DF mengaku sudah dihubungi korban lainnya. “Korbannya banyak yang DM ke saya,” kata DF.
DF mengaku awalnya tak ingin kasus tersebut viral, namun setelah melihat korban baru viral di media sosial melalui postingan rekannya, DF menghubungi korban. “Terus saya ngobrol dengan korban, apakah pelakunya sama? Ternyata pelakunya sama, kejadiannya tanggal 18 April 2024,” kata DF.
DFA juga mengimbau para pencari kerja untuk ekstra hati-hati sebelum melamar. “Sebelum kita melamar, kita perlu mengetahui HRD yang akan mempekerjakan kita dan kita harus mencari tahu dulu perusahaannya apa dan posisi apa yang kita lamar. Karena kalau kita sedang terburu-buru misalnya, Jadi sepertinya kita Harus dipikir matang-matang, jangan tergiur dengan janji gaji besar untuk mengirim foto porno.
Sebelumnya, DF sempat mengungkap dirinya menjadi korban HRD yang menanyakan ukuran payudaranya. Korban mengungkapkan, kejadian itu terjadi pada 1 April 2024.
Bermula ketika DF melihat lahan kosong yang diumumkan oleh pelaku. Sebelum melamar, DF menelusuri profil pelaku untuk mengetahui apakah lowongan tersebut merupakan bentuk penipuan.
“Sebelum saya melamar, saya lihat dulu profilnya dan lain-lain, tapi saya yakin itu bukan scam, itu yang saya pikirkan awalnya,” kata DF.
Dalam perbincangan lewat WhatsApp, pelaku melontarkan pertanyaan cabul.
Di sana tiba-tiba dia bilang, ‘Kalau saya pintar, saya tidak ragu lagi Bu, bagiannya bagaimana, Bu? Informasinya sudah sampai, lalu siapa lagi: ‘Masih kerja? Tunggu’ , bu, lalu saya jawab. Kalau saya tahu jurusannya, mau urusan apa? Karena setahu saya sekretaris itu yang mengatur jadwal bos kita. Kenapa lebih ke penampilan, ini dia yang lebih prihatin dengan departemennya,” kata DF.
Pelaku pun menanyakan apakah dirinya bersedia bekerja dengan pakaian seksi. “Saya kasih tahu, maaf pak, di perusahaan saya sebelumnya ada seragam, apakah di perusahaan ini tidak ada seragam, saya tanya,” kata DF.
Menanggapi hal tersebut, pelaku menyatakan mantan pegawai posisi sekretaris itu berpenampilan seksi. Dia berharap DF terlihat sama atau lebih baik.
DF mengaku curiga dengan pembicaraan yang membuatnya tidak nyaman, lalu berusaha menolak tawaran pekerjaan.
“Baik pak, berarti saya kurang tepat pak, lalu dia bertanya kepada saya: ‘baiklah bu, maaf pertanyaannya agak sensitif, apakah itu benar-benar d*d*g*d* atau apa? Sekadar Untuk Sekadar informasi, sekretaris lama itu ag*d*’, dia memaksa saya,” kata DF.