Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Wakil Ketua KPK Menurut Dede Yusuf, kenaikan harga UKT dilakukan tanpa alasan.

Salah satunya, kata Dede, karena kebijakan PTN (PTN BH) yang mengurangi pendanaan pemerintah kepada PTN. Karena kebijakan tersebut, kata Dede, PTN harus mandiri mencari dana pendidikan, termasuk UKT.

“PTN BH memotong dana hibah pemerintah sehingga perguruan tinggi negeri terpaksa harus mengeluarkan biaya sendiri,” kata Dede Yusuf saat dihubungi prestasikaryamandiri.co.id, Rabu (15/5/2024).

Pasalnya, kata Dede Yusuf, sebagian besar sekolah negeri dipenuhi sekolah dan tenaga ahli yang tidak memiliki penghasilan tambahan untuk sekolah tersebut. Berbeda dengan kampus lain yang mencari uang dengan menjual penelitian dan berbisnis.

“Kalau di negara lain melalui kerjasama dalam bentuk penelitian bisnis atau penjualan karya tulis, jurnal bisnis atau perusahaan, itu kerjasama untuk mendapatkan uang. Hasilnya tidak ada pemasukan,” ujarnya.

Karena itu, kata Dede Yusuf, perguruan tinggi negeri berusaha mencari uang melalui mahasiswanya, baik dengan memperbanyak jumlah mahasiswanya maupun dengan membayar UKT yang mahal. Saat ini, kata dia, perguruan tinggi swasta sedang mencari mahasiswa masa depan di daerah tersebut.

Kalau kita lihat di PTN, mahasiswanya puluhan ribu, yaitu di sekolah ada 4.400, mungkin 90 persennya swasta, kurang lebih. Sekolah-sekolah swasta ini bersaing memperebutkan pasar dengan perguruan tinggi negeri. “Menakutkan sekali harga pendidikan tinggi,” jelas Dede Yusuf.

Selain itu, dia menilai kenaikan biaya UKT PTN tidak adil dan tidak dapat dibenarkan. Pada dasarnya UKT lebih dari 100%. Dikatakannya, selain rencana aksi dari pemerintah, pengelolaan perguruan tinggi negeri juga harus diperbaiki agar bisa meningkatkan pendapatannya saat ini.

Coba pikirkan, kalau kemarin dengar UKT melonjak dari tadi Rp 7 juta menjadi Rp 33 juta, menurut saya ini tidak wajar, bukan lompatan lagi, melainkan langit. mari kita hitung kenaikannya, berapa “Sebenarnya inflasi kita 5%, 6% itu wajar, wajar kalau inflasi naik, kalau melonjak lebih dari 100% itu. Tidak ada gunanya menurut saya ada yang salah dengan pengelolaan kampusnya,” kata Dede Yusuf.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *