Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Persatuan Apoteker Indonesia (PP IAI) Direktorat Jenderal Pusat Noffendri Roestam mengatakan 90 persen obat yang beredar di Indonesia merupakan obat generik atau bermerek dengan harga murah.

Hal itu diungkapkannya saat focus group Discussion (FGD) bersama pemasok obat asal Indonesia dan B-Universe yang digelar di B-Universe Center, Tangerang, Banten, Rabu (7/8/2024).

“FGD bersama B-Universe ini spesial karena kita sama-sama mencari informasi fenomena harga obat di Indonesia. Kita ingin mengoreksi pemberitaan tingginya harga obat di Indonesia. Faktanya, obat yang mahal dan banyak” Kalau dilihat dari sisi distribusinya, 90 persen obat yang beredar di Indonesia adalah obat generik atau bermerek,” kata Noffendri.

Noffendri membeberkan kabar soal harga obat. Menurut dia, harga obat mahal yang beredar di Indonesia hanya 10 persen, yaitu obat asli, yaitu obat asli yang pertama kali ditemukan dan dipatenkan.

Ia menegaskan, klaim tingginya harga obat di Indonesia tidak sepenuhnya benar, karena sebagian besar obat yang beredar adalah obat yang lebih murah.

Menurut Noffendri, produksi farmasi di Indonesia bisa dikatakan mandiri. Faktanya, 90% produk farmasi yang didistribusikan di Indonesia diproduksi oleh pabrik dalam negeri milik Indonesia. 

Sisanya sebesar 10% produk farmasi berasal dari investor asing atau pabrik impor. Dengan demikian, Indonesia dapat memenuhi kebutuhan farmasi nasional melalui produksinya.

“Kami juga ingin mengumumkan bahwa sebenarnya tanpa disadari Indonesia sudah mandiri dalam bidang produk farmasi, karena 90% produk farmasi yang beredar di Indonesia diproduksi di dalam negeri, di pabrik-pabrik milik anak bangsa. .” katanya. dikatakan

“Hanya 10 persen yang diproduksi oleh pabrik dengan penanaman modal asing atau impor. Oleh karena itu, dari segi farmasi, Indonesia sudah mandiri,” tutupnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *