Tangerang, prestasikaryamandiri.co.id – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Paul Martinus Hukom mengatakan, pangsa pasar sindikat narkoba adalah remaja. Ada dua faktor pendorong utama, yakni saran dari teman sebaya dan rasa ingin tahu terhadap tes narkoba.
Mengapa demikian karena di pasar narkoba ini para produsen (sindikat) narkoba akan terus mengembangkan pasarnya dan mereka sangat memahami kondisi psikologis anak-anak tersebut, ujarnya saat sosialisasi dan pertarungan anti narkoba bersama ratusan pelajar di Tangerang. pada Jumat (26/7/2024).
Menurut Martinus, berdasarkan hasil survei pengambilan sampel yang dilakukan BNN dalam kurun waktu tertentu, penggunaan narkoba berjumlah sekitar 37% dari 3,3 juta sampel.
“Jumlah penyalahguna narkoba bukanlah angka yang sedikit atau hanya sekedar statistik. Namun demikian, merupakan potret bencana kemanusiaan yang patut mendapat perhatian dan kepemimpinan kita bersama,” jelasnya.
Martinus mencatat, kelompok remaja merupakan salah satu kelompok paling rentan yang mengalami penyalahgunaan narkoba. Sebab, sindikat narkoba juga mempelajari dan memahami pola perkembangan psikologis dan perkembangan moral remaja.
“Kita memahami bahwa masa remaja merupakan masa krisis yang banyak terjadi perubahan baik secara fisik, psikis, maupun sosial. Masa remaja merupakan masa yang bergejolak, penuh gejolak dan cenderung mudah terbawa suasana,” ujarnya.
Martinus mengatakan, kondisi tersebut dimanfaatkan sindikat narkoba untuk terus mengelabui remaja dan teman-temannya dengan cerita narkoba yang menyesatkan.
Remaja terus dijadikan sasaran awal pasar narkoba, sehingga kelak mereka menjadi pecandu narkoba yang otomatis menjadi konsumen tetap sindikat narkoba. Selain itu, sindikat narkoba mencari keuntungan finansial dengan cara menghancurkan baik fisik, mental, dan moral.
“Saya ulangi sekali lagi, dengan menghancurkan fisik, mental, dan moral generasi bangsa, maka kita tidak punya pilihan lain selain terus memerangi sindikat narkoba sampai ke akar-akarnya,” tegasnya.
Martinus mengimbau seluruh lapisan masyarakat tidak berkompromi terhadap sindikat, termasuk pejabat pendukung bisnis obat-obatan terlarang.
Menghadapi ancaman narkotika yang semakin meningkat, semua pihak harus membangun dan memperkuat fondasi ketahanan sosial. Selain itu, juga menciptakan lingkungan yang mengarah pada berkembangnya nilai-nilai luhur dan budaya nasional yang menjadi inti karakter dan kekuatan bangsa Indonesia. bangsa.
Martinus menegaskan, nilai-nilai moral dan budi pekerti harus terus dipupuk dan diperkuat khususnya di kalangan generasi muda, dalam berbagai lingkungan sosial, baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan persahabatan dan pendidikan di kalangan anak dan “Keluarga merupakan institusi yang memiliki dasar ketahanan alami dan lingkungan terdekat bagi anak-anak dan remaja,” tutupnya adalah.