Jakarta. Menurut dia, banyak penggunaan anggaran yang tidak sesuai dengan tujuan program.
Pengalaman saya pertama kali datang ke Bappenas, saat itu melihat program stunting di KRISNA (aplikasi sistem informasi). Saya zoom terus lokasinya, hingga akhirnya dan melihat apa programnya, ternyata memperbaiki pagar. tadinya dari puskesmas Itu terjadi, kenapa bisa terjadi,” kata Suharso saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR, dikutip Jumat (14/6/2024).
Suharso menyampaikan temuan lain untuk program Revolusi Mental. Ia menemukan ada pengguna dana untuk membeli sepeda motor.
Lalu yang luar biasa, judulnya tentang revolusi mental. Saya terus mencari dan ternyata hasil akhirnya membeli sepeda trail. Saya pikir, apa hubungannya? Sepeda trail itu untuk jalan-jalan, katanya. dikatakan.
Sayangnya, Suharso mengaku tak bisa berbuat banyak. Sebab, fungsi dan peran Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai Bappenas hanya sebatas alokasi APBN.
“Kita tidak punya kekuasaan, seperti mengalami penindasan intelektual, penindasan teknokratis. Kita paham, tapi kita tidak bisa bergerak. Jadi mungkin kewenangannya perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Meski demikian, Suharso mengaku sudah melakukan evaluasi dan menyiapkan langkah ke depan, untuk meminimalisir kemungkinan kejadian serupa terulang kembali.
Ia berpendapat, program stunting ke depan lebih baik dilaksanakan oleh satu pihak saja. Hal ini mencerminkan kebijakan saat ini yang meningkatkan anggaran program stunting karena dilakukan oleh banyak kementerian.
“Program stunting anggarannya besar sekali karena multi tagnya A, B, C, D. Saya bilang ke teman-teman di Bappenas, kami tidak mau maju lagi dengan multi tag, kami maunya hanya satu tag. , karena kalau di tag dimana – mana kejadian seperti itu,” tegasnya.