Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Seorang warga negara Inggris berusia 73 tahun tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam penerbangan Singapura yang mengalami turbulensi parah pada Selasa (21 Mei 2024). Pria asal Inggris itu diyakini meninggal karena serangan jantung.
Meskipun korban jiwa akibat turbulensi jarang terjadi, jumlah penumpang yang terluka dilaporkan meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Beberapa ilmuwan dan analis penerbangan mengatakan laporan turbulensi juga meningkat, yang mengindikasikan bahwa perubahan iklim dapat berdampak pada kondisi penerbangan.
Berdasarkan laporan Associated Press, Kamis (22/5/2024), turbulensi pada dasarnya adalah pergerakan angin yang tidak stabil dan tidak dapat diprediksi. Banyak orang mengasosiasikannya dengan badai hebat, namun jenis yang paling berbahaya adalah turbulensi nyata yang sering terjadi di bagian atas atmosfer tanpa peringatan.
Turbulensi semu disebabkan oleh turbulensi yang terjadi ketika dua massa udara besar yang berdekatan bergerak dengan kecepatan berbeda. Jika perbedaan kecepatan cukup besar, atmosfer tidak dapat menahan tekanan dan proses turbulen menjadi seperti air.
Seberapa umumkah cedera akibat gangguan ini terjadi? Namun, beberapa negara mempublikasikan data nasionalnya.
Dari tahun 2009 hingga 2018, lebih dari sepertiga kecelakaan penerbangan di Amerika Serikat disebabkan oleh turbulensi. Sebagian besar kecelakaan ini mengakibatkan satu atau lebih cedera serius, namun tidak ada kerusakan pada pesawat.
Antara tahun 2009 dan 2022, 163 orang menderita luka serius yang memerlukan setidaknya dua hari perawatan di rumah sakit akibat kerusuhan. Kebanyakan dari mereka adalah pramugari, yang sangat berisiko karena mereka cenderung tidak duduk selama penerbangan.
“Tidak jarang gegar otak menyebabkan cedera ringan seperti patah tulang. Kecelakaan fatal sangat jarang terjadi, terutama di pesawat besar,” kata Larry Kornman, ilmuwan di Pusat Penelitian Atmosfer Nasional National Science Foundation.
Kecelakaan turbulensi fatal terakhir pada pesawat penumpang besar dilaporkan pada tahun 1997, kata Stuart Fox, direktur layanan penerbangan dan teknis di Asosiasi Transportasi Udara Internasional. Sejak itu, terjadi beberapa kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat kecil, termasuk kecelakaan pesawat sipil terakhir. jet. Tahun.
Prosedur keselamatan standar saat ini telah memberikan kontribusi yang signifikan selama bertahun-tahun dalam mencegah kecelakaan serius lebih lanjut. Langkah-langkah ini termasuk meninjau prakiraan cuaca dan mewajibkan pilot melaporkan turbulensi.