Surabaya, Peridasat.com – Salah satu peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengalami kondisi yang tidak biasa. Itu karena dilengkapi dengan tabung reaksi dan botol infus. Peserta yang diketahui bernama Muhammad Aymanur Razak didampingi oleh seorang perawat karena mengidap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Menjawab pertanyaan seputar persiapan UTBK sejak Rabu pekan lalu, ia awalnya bimbang apakah akan tetap mengikuti UTBK atau fokus berobat. Namun karena tak mau melewatkan kesempatan tersebut, ia memilih untuk melanjutkan tes masuk di Institut Teknologi Sepulu November (ITS) dan kampus Universiti Prawijaya (UP) pilihannya.
Baca juga: Cara Pembayaran UTBK-SNBT 2024 Melalui Bank Mantri, BTN, BNI, BRI dan BSI Sebelum UTBK, suhu tubuh Razak masih tinggi, namun semangatnya mengikuti ujian tidak berkurang. Tekad dan kemauannya begitu besar sehingga kesehatannya yang buruk pun tidak dapat menghentikan aktivitasnya.
“Saya dari awal mengikuti pelatihan dan persiapan UTBK ini. Muhammad Aimanur Razak, perawat yang mendampingi Faturrahman di Unesa pada Senin (5/6/2024), mengatakan, “Saya ingin fokus pada pengobatan dulu karena waktu untuk UTBK telah usai. Kondisi Resac masih belum stabil dan masih membutuhkan infus. Dokter tak terlalu menyarankan pasiennya melakukan aktivitas berat, termasuk perjalanan dari Krasik hingga Surabaya. Namun atas permintaan Razak untuk mengikuti UTBK, dokter mengizinkannya pergi dengan bantuan.
“Mereka ikut dengan saya karena takut terjadi sesuatu pada pasien. Jujur saja saya mengapresiasi perjuangannya, meski sakit, ia harus mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, – kata Faturrahman.
Mohammad Faturrahman menambahkan, pasiennya kerap belajar di rumah sakit sambil berjuang melawan penyakitnya. Cairan intravena diperlukan untuk memenuhi kebutuhan elektrolit pasien.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Unesa Noor Hassan memuji perjuangan para peserta mengikuti UDPK di Unesa. Ada yang kesulitan datang dari tempat yang jauh, ada pula yang kesehatannya tidak memungkinkan, seperti Resac dari Gracik.
UNESA melalui Fakultas Kedokteran (FK) juga menyediakan tim medis khusus yang bersiaga selama ujian UTBK. Tim siap melakukan pra-skrining dan memberikan perawatan medis kepada peserta yang membutuhkan.
“Selain tim medis, kami juga memiliki relawan berdedikasi dari SMCC yang selalu menunggu di setiap lokasi uji coba. Tim kami terdiri dari guru dan siswa. “Misalnya ada yang pingsan atau tertimpa situasi buruk, tim kami siap menghadapinya,” kata Noorhassan.