Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerapkan kredit poin guna memberikan akses kredit usaha (KUR).
Credit scoring adalah suatu proses yang menggunakan variabel data untuk menentukan kelayakan seseorang atas layanan bank atau lembaga keuangan, khususnya layanan pinjaman atau kredit.
Menurut Teten, sistem credit scoring ini penting bagi ekosistem UKM di Indonesia yang masih didominasi oleh UKM tanpa asal kredit.
“Kredit poin dalam penyaluran KUR tetap kami rekomendasikan. Karena jika tidak dilakukan perubahan maka UMKM unbanked hanya akan memiliki sedikit akses ke bank karena bank masih menggunakan data riwayat kredit. Saat ini ada 30,76 juta UMKM yang belum memiliki akses terhadap kredit tersebut. pihak bank, makanya kami usulkan “Ada data lain yaitu data Telkom dan PLN, dan ini kita manfaatkan untuk bisa meningkatkan jumlah UMKM,” kata Teten dalam rapat kerja bersama DPR di Jakarta, Rabu (9/ 2024).
Lebih lanjut, Teten mengatakan saat ini OJK juga tengah berupaya menyiapkan sistem credit scoring.
Saat ini OJK tengah mempersiapkan infrastruktur penerapan credit scoring. Salah satunya sudah ada 17 perusahaan credit scoring yang terdaftar dan akan ditambah data detailnya, serta penerima data fintech dan pemberi pinjaman. “Dengan data itu saja, menurut saya sudah luas,” tambah Teten.
Dalam rapat kerja tersebut, Teten menjelaskan penyaluran KUR telah mencapai Rp 195,60 triliun hingga 31 Agustus 2024. Selain itu, Kementerian dan UKM terus memberikan fasilitas konsultasi dan inkubasi kepada UMKM, sehingga tingkat usaha kini mencapai 3,35% dan UKM. yang sudah menjadi digital sudah mencapai 25,45 juta dari UMKM.