Kulonprogo, prestasikaryamandiri.co.id – Sejak berdirinya Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo pada tahun 2020, sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami peningkatan yang signifikan. Sebagai salah satu bandara terbesar di Indonesia, YIA tidak hanya membuka akses lebih luas bagi wisatawan domestik, namun juga menarik lebih banyak pengunjung internasional.

Wisatawan lokal di seluruh daerah merasakan dampak positifnya terutama dari segi perekonomian dan berkembangnya destinasi wisata baru.

Kehadiran YIA memberikan dampak ekonomi yang sangat positif bagi para pelaku pariwisata lokal. Terdapat peningkatan yang signifikan pada usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor pariwisata, seperti penyedia layanan transportasi, pemandu wisata, dan pengelola akomodasi.

Salah satu pelaku pariwisata lokal di Muntowil, yang perusahaannya Towil Fiets menawarkan jasa wisata sepeda di kotanya, mengungkapkan bahwa diperkenalkannya YIA telah membuka peluang baru bagi bisnis pariwisata di kotanya.

“Sejak ada YIA, wisatawan mancanegara mulai berkunjung langsung ke Kulon Progo sebelum melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta. Ini membuka peluang bagi kami untuk menawarkan paket wisata sepeda yang selama ini jarang peminatnya,” kata Muntowil atau akrab disapa Towil.

Towil juga mengatakan, omzet perusahaan pariwisata di kotanya meningkat setiap tahunnya.

“Kami sudah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) di kota ini karena dampaknya sangat besar. Kulon Progo kini menjadi jalur utama sebelum wisatawan menuju ke Kota Yogyakarta,” ujarnya.

Towil juga menegaskan, potensi wisata lokal masih bisa ditingkatkan. Kawasan Kulon Progo dinilai sangat strategis, hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari Yogyakarta dan 35 kilometer dari YIA, dengan hamparan persawahan yang hijau dan kehidupan masyarakat yang belum terkontaminasi, menawarkan pengalaman wisata yang berbeda.

“Saat ini seluruh wilayah Yogyakarta sudah mulai memahami pentingnya pariwisata. Kehadiran bandara memudahkan pemasaran, mempercepat akses, sekaligus menjaga dan melestarikan budaya lokal,” jelasnya.

Ia berharap para pelaku pariwisata lokal dapat menjaga dan mengembangkan ekosistem pariwisata yang ramah lingkungan dan berbasis budaya.

Kehadiran YIA, menurut Towil, memberikan peluang baik bagi pertumbuhan pariwisata di Kulon Progo dan sekitarnya.

“Infrastruktur yang ada perlu kita pertahankan dan antusias menyambut wisatawan dengan tetap menjaga nilai-nilai budaya lokal,” tutupnya.

Secara keseluruhan, YIA telah memberikan dampak positif terhadap sektor pariwisata di Yogyakarta, terutama dalam hal peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dan peluang ekonomi bagi pelaku pariwisata lokal.

Namun, untuk menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan, diperlukan kemitraan antara pelaku pariwisata, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang mendukung pertumbuhan ekonomi serta pelestarian lingkungan dan budaya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *