Polewali Mandar, prestasikaryamandiri.co.id – Ratusan pemudik tujuan Kalimantan terdampar di pelabuhan Silopo di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Penumpang kapal ini terjebak di kampung halamannya sambil menunggu jadwal pemberangkatan kapal.
Pada Selasa (16/04/2024), kapal perintis KM Sabuk Nusantara 93 dari Pelabuhan Mazene penuh penumpang sehingga tidak memungkinkan untuk mengangkut penumpang di Pelabuhan Silopo.
Akibatnya, penumpang yang hendak menuju Kota Baru di Kalimantan Selatan terpaksa bermalam di Pelabuhan Silopo.
Mereka melihat anak-anak dan perempuan dipaksa tidur di atas sarung dan tikar di koridor dan ruang pelabuhan. Ekspresi wajah para penumpang tersebut terlihat lelah setelah menunggu 24 jam jadwal pemberangkatan kapal.
Selama perjalanan, mereka terpaksa bermalam di pelabuhan, karena kapal kehabisan makanan. Karena keterbatasan keuangan dan mahalnya biaya sewa mobil untuk pulang kampung, mereka memutuskan untuk tetap tinggal di pelabuhan.
Penumpang saat ini menunggu KM Sabuk Nusantara 111 berangkat dari Pelabuhan Mamuzu, Sulawesi Barat, yang diperkirakan tiba di Pelabuhan Silopo pada Rabu malam (17/04/2024) sekitar pukul 22.00 WITA.
Penumpang berharap pemerintah menambah jumlah kapal bagi warga yang hendak mudik usai Idul Fitri.
Penumpang mengaku kejadian ini menimbulkan ketidaknyamanan dan menyayangkan sikap pihak pelabuhan yang tidak mampu menambah jumlah penumpang sehingga menimbulkan kerugian bagi penumpang.
“Kami merasa dirugikan karena kemarin berharap bisa berlayar tapi tidak jadi, kami hanya bisa pasrah dan menunggu kapal berikutnya,” kata Zainal Ali Akbar, salah satu penumpang, saat ditemui di Pelabuhan Silopi. 17 April 2024).
Pria yang pulang dari Makassar ini berencana pulang ke Kalimantan bersama istri dan kedua anaknya, namun sesampainya di pelabuhan Silopo, kapal pulang sudah penuh sehingga ia dan keluarga tidak bisa berangkat.
“Saya tiba di Pelabuhan Silopo Selasa lalu, sesuai jadwal kapal keluar, namun sesampainya di sini kapal dari Pelabuhan Mazene sudah penuh, pihak pelabuhan mengatakan akan ada kapal lagi sehingga kami harus tetap di pelabuhan. ,” dia berkata.
Ia dan keluarganya terpaksa bermalam di pelabuhan karena kondisi keuangan yang buruk, dan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi jika kembali ke Makassar.
“Mari kita berhemat sebanyak-banyaknya, karena kemarin kita makan makanan yang kita bawa dari rumah untuk dimakan di atas kapal, sekarang sudah berakhir, kita terpaksa mengeluarkan uang sesedikit mungkin untuk bahan pangan yang bisa sampai ke Kalimantan,” jelasnya. .
Sementara itu, Petugas Administrasi Kantor UPP Kelas 2 Tanjung Silopo Iffa Kartini mengatakan, penumpang yang terdampar di Pelabuhan Silopo merupakan penumpang dari Pelabuhan Majane yang tidak diberikan tiket.
“Mereka menuju Pelabuhan Silopo dengan harapan bisa naik dari Pelabuhan Silopo namun manajemen kami tidak mengizinkan penumpang tersebut naik karena kapal dari Pelabuhan Mazene penuh,” ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini ada sekitar 311 penumpang yang meninggalkan Pelabuhan Silopo dan kemungkinan jumlah penumpang tersebut akan bertambah.
“Manajemen kami sudah berkomunikasi dengan manajemen pusat bahwa akan tersedia lebih banyak kapal untuk mengangkut para pengungsi yang kembali ini. Mereka diharapkan tiba pada Rabu malam atau paling lambat besok,” ujarnya.