Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky mengukur dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate untuk pertama kalinya sejak Oktober 2023 dalam keputusan Dewan Direksi (RDG ) BI. pertemuan, Rabu (24/4/2024). Kenaikan BI-Rate dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Menurut Teuku, saat ini belum ada dampak signifikan dari kenaikan tersebut. Hal tersebut tercermin dari posisi nilai tukar rupiah yang belum bergerak dan masih berada di atas Rp 16.000 per dolar AS sepanjang hari perdagangan Kamis 25 April 2024.

“Sebenarnya kita juga harus mengakui bahwa transfer mata uang ini setidaknya membutuhkan waktu beberapa hari untuk melihat hasilnya,” kata Teuku Riefky dalam program Market Investor Today, Kamis (25/4/2024).

Teuku mengatakan kebijakan moneter hanya akan berhasil jika sentimen pelemahan rupiah juga diantisipasi pasar.

Tekanan terhadap rupiah salah satunya disebabkan oleh sinyal dolar yang masih menguat dalam beberapa waktu terakhir, sehingga bebannya tidak hanya menimpa rupiah, namun juga mata uang berbagai negara maju lainnya.

Baca Juga: Menko Keuangan Sebut Menaikkan BI Rate Untuk Mengurangi Modal Penerbangan “Jadi sebenarnya ada faktor eksternal yang mendorong rupiah melemah atau dengan kata lain dolar terus menguat kita akan lihat pengaruhnya signifikan,” ujarnya.

Oleh karena itu, stabilisasi atau penguatan nilai tukar rupiah akan relatif terbatas sebelum sentimen eksternal tersebut mereda.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *