Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Wakil Jenderal Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang membidangi Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Widjaja Kamdani mengutarakan pendapatnya tentang kemungkinan arah politik luar negeri AS jika Donald Trump Amerika. dan presiden.
Trump, yang merupakan presiden Amerika Serikat ke-45, berupaya mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat pada tahun 2024 dengan dukungan Partai Republik melawan presiden Amerika Serikat ke-46, Joe Biden, yang didukung oleh Partai Demokrat. . Pesta. Shinta Kamdani yakin Trump akan memprioritaskan Amerika jika terpilih, seperti yang dilakukannya pada masa kepresidenan sebelumnya.
“Kita sudah melihat bagaimana Trump memimpin beberapa tahun lalu, jadi kita harus paham dengan prinsip-prinsip bisnisnya. Trump punya pengalaman, jadi dia bisa membuat kesepakatan. Kalau bicara kerja sama, dia akan memikirkan apa keuntungan Amerika,” kata Shinta kepada wartawan. di Jakarta pada Kamis (11/7/2024).
“Pada akhirnya, Trump adalah presiden profesional yang akan melihat apa yang paling bermanfaat bagi Amerika. Kita harus pastikan itu bermanfaat bagi satu sama lain. Begitulah,” kata Shinta.
Shinta menjelaskan bagaimana Indonesia memperjuangkan perjanjian perdagangan bebas terbatas pada masa pemerintahan Joe Biden. Menurutnya, hal tersebut bisa berubah jika Trump kembali berkuasa.
“Kita sudah bicara soal kesepakatan perdagangan terbatas, tapi kita tidak bisa mewujudkannya pada masa pemerintahan Biden. Kita mungkin bisa menghidupkan kembali kesepakatan itu jika Trump menang. Saya rasa Trump mungkin akan lebih terbuka, kata Shinta. semacam perjanjian perdagangan terbatas.
Indonesia telah mencapai kesepakatan mineral besar dengan Amerika Serikat sehingga mineral olahan yang diekspor untuk kendaraan listrik (EV) dapat menikmati kredit pajak berdasarkan Revenue Reduction Act (IRA). Akhir tahun lalu, kedua negara sepakat untuk membuat rencana kerja yang akan menjadi dasar negosiasi perjanjian pertambangan penting. Namun, belum ada tindak lanjut yang tepat terkait perjanjian tersebut.
Nilai perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat meningkat di bawah kepemimpinan Biden yang dimulai pada Januari 2021. Di akhir pemerintahan Trump, perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat mencapai 27 miliar dolar AS.
Perdagangan bilateral meningkat menjadi $37 miliar pada akhir tahun 2021 dan akan terus melampaui $30 miliar pada tahun 2023. Ekspor Indonesia ke AS akan mencapai $23,3 miliar pada tahun 2023, sedangkan impor Indonesia ke Amerika bernilai dolar AS. 11,3 miliar.
Pada tahun 2018, Trump memerintahkan pemerintahannya untuk meninjau kelayakan Indonesia untuk Generalized Program of Preferences (GSP). Sistem ini menawarkan bebas bea masuk untuk impor dari Indonesia.