Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Jejak bus belajar mematikan yang digunakan SMK Lingga Kencana Depok telah ditemukan. Rupanya bus tersebut mulai beroperasi pada tahun 2006 di Pekanbaru.

Jejak bus wisata maut yang digunakan SMK Lingga Kencana, Depok, terungkap lewat YouTube Kang Dedi Mulyadi. Mantan Bupati Purwakarta ini menelusuri lokasi bus PO Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Subang.

“Bisa dijelaskan asal usul bus yang digunakan PO Putera Fajar karena plat nomor kendaraannya menunjukkan dari Wonogiri,” tanya Dedi Mulyadi, petugas pemeriksa Kir Dinas Perhubungan Wonogiri, Rabu (15/4/2021). 2024)? .

Mendengar pertanyaan Dedi Mulyadi, pemeriksa pengemudi Dinas Angkutan Wonogiri mengatakan, baru pertama kali bus tersebut beroperasi di Pekanbaru.

“Awalnya bus tersebut diproduksi pada tahun 2006 dan dibeli oleh salah satu perusahaan bus di Pekanbaru. Untuk pertama kalinya, bus tersebut tidak berpelat kuning melainkan berpelat hitam,” kata petugas yang bertugas melakukan pemeriksaan bus yang tidak disebutkan namanya itu.

Kemudian bus tersebut dibeli oleh PT. Hadi Jaya Guna yang berdomisili di Wonogiri untuk dijadikan kendaraan angkut tambahan.

“Setelah keluar dari Pekanbaru, bus tersebut diakuisisi oleh seseorang bernama Sudibyo. Bus tersebut dibeli untuk melengkapi armada antar kota Wonogiri dan Provinsi Solo (PP). Makanya dilimpahkan ke Wonogiri, termasuk STNK dan plat nomor busnya,” ujarnya lebih lanjut. menjelaskan.

“Setelah dari Wonogiri, bus tersebut dijual ke Purwodadi. Informasi terakhir di Purwodadi, bus tersebut telah dijual kembali kepada masyarakat Depok, tidak diketahui keberadaan bus tersebut.

Menurut dia, hilangnya data bus tersebut disebabkan habisnya masa pemeriksaan SIM, kualifikasi, dan surat pelepasan kepemilikan bus.

“Setelah kami diakuisisi di Pekanbaru, bus tersebut kami uji coba pada 6 Juni 2023, lalu dalam perjalanan 6 Desember 2023 ada jual beli di Purwodadi. Dan sudah ada versi PT Hadi Jaya Guna dari Oktober 2023 ke Purwodadi, makanya busnya tidak “Masih dalam pengawasan Wonogiri karena dijual ke Purwodadi. Lagi pula, semua tenggat waktu sudah habis,” lanjutnya.

“Kenapa kamu masih berurusan dengan Wonogiri?” Karena nomor registrasi bus dan tarifnya masih tercatat di data Wonogiri,” ujarnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *