Tel Aviv, prestasikaryamandiri.co.id – Israel menolak gencatan senjata dengan Hizbullah yang diusulkan AS dan Prancis. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengkonfirmasi bahwa partainya akan menggunakan kekuatan untuk menyerang Hizbullah.
Kantor Netanyahu membantah laporan bahwa sehari sebelumnya Prancis dan AS menyetujui rencana gencatan senjata 21 hari dengan Hizbullah. Mereka membantah bahwa kepemimpinan Israel telah memerintahkan pengurangan frekuensi serangan udara di Lebanon.
“Netanyahu tidak menanggapi rencana tersebut. Presiden memberi wewenang kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk melanjutkan pertempuran dengan kekuatan penuh, sesuai dengan rencana yang dirilis sebelumnya,” kata kantor Netanyahu.
Netanyahu yang baru kembali dari New York (AS) kembali menegaskan kebijakan Tel Aviv yang terus menyerang Hizbullah dengan sekuat tenaga. “Serangan ini tidak akan berhenti sampai semua tujuan tercapai, dan yang terpenting membantu warga Israel utara untuk kembali ke rumah dengan selamat,” tegasnya.
Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menegaskan bahwa Israel sepenuhnya mendapat informasi dan mengetahui semua aspek rencana gencatan senjata.
Para pejabat Gedung Putih telah menekankan bahwa AS tidak akan mengumumkan rencana tersebut kecuali mereka yakin Israel setuju dengan gagasan tersebut. Dia menambahkan, tidak mungkin menjawab mengapa Perdana Menteri Netanyahu mengatakan hal itu.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengkonfirmasi pada hari yang sama bahwa AS telah bergabung dengan Israel dalam mengumumkan rencana penghentian tersebut dan diskusi mengenai masalah ini terus berlanjut di Majelis Umum PBB.
Presiden Prancis Emmanuel Macron masih yakin keputusan Israel bisa dibatalkan. “Perdana Menteri Netanyahu akan membuat kesalahan jika dia menolak, karena hal itu akan meningkatkan ketegangan di kawasan,” kata Macron.