Rafah, prestasikaryamandiri.co.id – Pada Senin (17 Juni 2024), pasukan Israel terus melakukan penyerangan di Jalur Gaza bagian selatan, saat banyak umat Islam merayakan hari peringatan Idul Adha. Saksi mata melaporkan ledakan tersebut.

Pejabat Palestina di kota Rafah di Gaza selatan mengatakan tank-tank masih ditembaki pada Senin pagi sebelum jeda taktis mulai memungkinkan bantuan tiba.

Jeda taktis yang diumumkan oleh tentara Israel akhir pekan ini berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 19.00 waktu setempat setiap hari. Terobosan taktis ini terjadi di jalan mulai dari perempatan Kerem Shalom hingga Salah Al-Din.

Tujuan dari jeda taktis ini adalah untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau warga sipil di Gaza. PBB telah memperingatkan bahwa lebih dari satu juta orang di Gaza berada di ambang kelaparan massal.

Juru bicara militer Israel yang enggan disebutkan namanya mengatakan tidak ada perubahan dalam perang di Gaza. Ia menegaskan, pertempuran tetap berjalan sesuai rencana.

Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukannya masih beroperasi di Rafah dan Gaza tengah. Huru-hara itu diikuti oleh beberapa tentara Hamas.

Di Kota Gaza, dokter di Rumah Sakit Al-Ahli mengatakan sedikitnya lima orang tewas dalam dua serangan udara terpisah, dan para saksi mata melaporkan adanya penembakan tank di lingkungan selatan Zeitun.

Setidaknya satu serangan menghantam kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah, kata warga.

Sementara itu, dalam pesan Idul Adha pada Minggu malam (16 Juni 2024), Presiden AS Joe Biden menyerukan penerapan rencana gencatan senjata yang digariskannya bulan lalu. Biden mengatakan ini adalah cara terbaik untuk mengakhiri kekerasan di Jalur Gaza dan membantu warga sipil yang menderita akibat perang antara Hamas dan Israel.

PBB menyambut baik pengumuman Israel mengenai jeda taktis. “Namun, hal ini tidak berarti bahwa lebih banyak bantuan akan menjangkau masyarakat yang membutuhkan,” kata Jens Laerke, juru bicara badan kemanusiaan PBB OCHA.

Dia menyerukan tindakan lebih lanjut untuk mengatasi masalah kebutuhan kemanusiaan yang sudah berlangsung lama.

“Masyarakat Gaza sangat membutuhkan makanan, air, sanitasi, tempat tinggal dan layanan kesehatan, dan banyak yang tinggal di dekat tempat pembuangan sampah, sehingga meningkatkan risiko kesehatan,” kata Laerke. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *