Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Danan A. Satrio, Head of Research Insight Investments Management, mengungkapkan tren investasi berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) menunjukkan perkembangan positif dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2021, aset kelolaan (AUM) dana investasi berbasis ESG di Indonesia hanya mencapai Rp 2,3 triliun dengan jumlah produk yang terbatas. Namun pada Juni 2024 jumlahnya meningkat menjadi Rp 8,21 triliun dengan 34 produk diterbitkan oleh 19 perusahaan manajemen investasi (MI).
“Kalau dicermati, trennya positif. Hal ini menyebabkan pertumbuhan reksa dana berbasis ESG hampir empat kali lipat dalam tiga tahun,” ujarnya di acara “Investor” IDTV, Jumat (26 Juli 2024). kata di Market Today. .
Danan menjelaskan, pertumbuhan tersebut juga didorong oleh banyaknya emiten berbasis ESG yang melakukan IPO di BEI. Selain itu, ada sejumlah emiten yang menerbitkan obligasi berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Berdasarkan data, terdapat 10 emiten yang terlibat dalam obligasi lingkungan hidup sepanjang 2018 hingga Juli 2024. Emiten-emiten ini didominasi oleh sektor keuangan, manufaktur, dan energi terbarukan yang sedang berkembang.
“Jadi masih ada tiga sektor utama yang relevan dengan dampak ramah lingkungan atau berbasis ESG,” tambahnya.
Meski begitu, Danan memperkirakan pertumbuhan investasi berbasis ESG di Indonesia masih tertinggal dibandingkan tren global. Menurutnya, aset global yang dikelola diperkirakan mencapai US$40 triliun pada tahun 2030, mewakili sekitar 30% dari keseluruhan industri global.
Sementara jumlah dana perwalian investasi berbasis ESG yang dikelola di Indonesia saat ini hanya sebesar Rp 8,21 triliun. Meski demikian, Danang optimis Indonesia akan mencapai regulasi baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk industri berbasis ESG tersebut.
“Saat ini nilai tersebut baru sekitar 1,5-2% dari total industri di Indonesia. Masih banyak ruang untuk tumbuh hingga 30% di seluruh dunia.” Regulator dalam hal ini OJK dan dengan adanya regulasi baru, ada dukungan dari pihak pemerintah. Mendukung industri berbasis ESG sangat positif,” tutupnya.