Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Pada kuartal I tahun 2024, lima komoditas yang paling banyak diperdagangkan di Indonesia adalah Tether (USDT), Bitcoin (BTC), Pepe (PEPE), Shiba Inu (SHIB), dan Dogecoin (DOGE).

“Ada perubahan minat kripto dibandingkan kuartal keempat tahun 2023, ketika Render (RNDR) dan Solana (SOL) dimasukkan dalam lima sektor yang diperdagangkan bersama BTC dan Ethereum (ETH),” kata Kepala Manajemen. Badan Pengembangan dan Pengembangan Perdagangan Komoditi (PBK Kontrak Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Tirta Karma Senjaya, dalam acara “Bappbti mengambil langkah untuk mengembangkan Pasar Kripto Indonesia” dilansir Kamis (30/5/2024) .

Terungkap saat ini, 53% masyarakat Indonesia yang berinvestasi kripto memiliki saham lebih dari Rp 500.000. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan pada bulan Desember 2023 hingga Januari 2024 oleh Indonesia Crypto Network dalam laporan Survei terbaru: 5 Perilaku Pengguna Investor Kripto Indonesia.

Tirta Karma Senjaya menyebutkan pada kuartal I 2024, jumlah pemilik kripto di Indonesia mencapai 20 juta orang dengan nilai transaksi Rp 211 triliun. Di balik gelombang tindakan ini, masih banyak tantangan yang dihadapi industri ini. Salah satunya adalah cakupan investasi mata uang kripto yang luas, mulai dari yang tinggi hingga yang tinggi, sehingga membuat regulasi menjadi sulit. 

“Undang-undang yang baik harus terus memberikan ruang inovasi dan eksplorasi bagi industri dan mendukung ekosistemnya, serta memberikan keamanan bagi investasi,” ujarnya.

Tirta menambahkan, permasalahan ini merupakan upaya kolaboratif khususnya pemerintah untuk mengendalikan penggunaan blockchain. “Kami yakin pembangunan dari samping akan membawa manfaat bagi Indonesia,” ujarnya.

Pada saat yang sama, Malikulkusno Utomo, Ketua Menteri PT Pintu Kemana Saja (Pintu), sebuah platform investasi aset kripto, mengatakan bahwa industri kripto di Indonesia menghadapi tantangan dari sudut pandang regulasi karena sektor ini bergerak cepat dan kuat dan berbagai permasalahan bermunculan. . setiap hari.

“Penjualan spot adalah satu produk, sementara masih banyak produk lainnya, seperti keuangan terdesentralisasi (DeFi),  web3, non-fungible token (NFT), dan produk kripto lainnya yang menjadi perhatian semua pihak,” ujarnya.

Dia menekankan pentingnya pendidikan publik di kalangan investor tidak hanya untuk mendorong masuknya pasar, namun untuk meningkatkan pemahaman investor mengenai risiko yang terlibat dalam berinvestasi di kripto. “Investor sebaiknya melakukan riset, mengidentifikasi risiko, dan mengalokasikan sebagian uang untuk diinvestasikan pada aset kripto dengan bijak,” ujarnya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *