Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Inggris meluncurkan program senilai sekitar 25 juta poundsterling atau Rp 505 miliar untuk meningkatkan integrasi ekonomi ASEAN, termasuk membantu blok Asia Tenggara dalam perdagangan global.

Inggris mendukung anggota ASEAN melalui kerja sama dalam bantuan teknis, peningkatan kapasitas dan berbagi pengetahuan. Program integrasi ekonomi ASEAN-Inggris yang baru-baru ini diluncurkan berfokus pada tiga bidang utama, yaitu reformasi aturan perdagangan, upaya untuk mendorong perdagangan terbuka, dan pengembangan jasa keuangan.

Sebagai bagian dari pilar reformasi, Inggris mendukung ASEAN untuk mencapai standar yang diakui secara internasional. Inggris ingin membantu ASEAN mengatasi hambatan perdagangan antar anggotanya dan meningkatkan arus perdagangan global blok tersebut, termasuk dengan Inggris.

“Kami mungkin akan banyak fokus pada perdagangan digital, yang merupakan prioritas ASEAN. Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin mengatakan kepada wartawan di Jakarta, diumumkan pada 27/04/2024, “Inggris sangat maju dalam mengembangkan kerangka hukum untuk perdagangan digital.

“Kami memiliki fokus lintas sektoral pada usaha mikro, kecil dan menengah [UKM] dan perempuan di ketiga pilar ini. Misalnya, kami membantu mereka mengakses layanan keuangan,” kata Tiffin.

Pemerintah Inggris menyatakan pendanaan program tersebut bukan utang, melainkan berasal dari pengeluaran pemerintah sebagai mitra dialog ASEAN. Tiffin mengatakan Inggris juga belum membuat keputusan awal mengenai berapa banyak yang akan diterima setiap anggota ASEAN dari program £25 juta tersebut. “Ini adalah program regional,” kata Tiffin.

Inggris mengatakan perdagangannya dengan ASEAN bernilai £48,8 miliar dalam empat kuartal hingga akhir kuartal ketiga tahun 2023, naik 5,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka menunjukkan bahwa ekspor Inggris ke ASEAN bernilai £25,2 miliar selama periode ini. Kelompok regional ini menyumbang 2,9% dari ekspor Inggris ke seluruh mitra dagangnya.

Inggris resmi menjadi mitra dialog ASEAN pada tahun 2021. Namun Inggris belum menandatangani perjanjian perdagangan. Begitu pula Indonesia yang tidak memiliki perjanjian dagang dengan Inggris. Pemerintah telah mengumumkan bahwa perdagangan Indonesia-Inggris akan mencapai hampir $2,7 miliar pada tahun 2023.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *