Malang, prestasikaryamandiri.co.id – Kapolres Malang AKBP Putu Holis Aryana menulis surat renungan atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 133 fans dan dua polisi pada 1 Oktober 2022. Hal ini ditulis untuk mendesak Polri berhati-hati dalam menjalankan tugasnya. untuk mencegah terulangnya krisis kemanusiaan di industri sepak bola.
Kapolres Malang AKBP Putu Holis Aryana menjelaskan, buku yang dihasilkannya tidak hanya sekedar catatan peristiwa, tetapi juga menjadi pengingat penting bagi aparat kepolisian untuk terus belajar dari sejarah kelam tersebut. Diakuinya, tragedi Kanjuruhan adalah kesalahan Polres Malang.
“Saya sepakat pelaku bencana Kanjuruhan adalah Polres Malang,” kata AKBP Putu Holis, “Bergerak Damai: Kisah Tak Terungkap Bencana Kanjuruhan” di Auditorium Nuswantara, Universitas Brawija, Malang, Jumat. (20/12/2024).
Menurut Putu Holis, kasus Kanjuruhan merupakan pembelajaran penting yang tidak boleh kita lupakan bagi kepolisian, khususnya Polres Malang. Oleh karena itu, ia terinspirasi untuk menulis artikel dari awal mula tragedi Kanjuruhan hingga aksi sosial kemanusiaan yakni meminta maaf kepada masyarakat khususnya keluarga korban Kanjuruhan.
Ide saya datang ke Malang menggantikan eks Kapolri, meminta maaf kepada keluarga korban bencana Kanjuruhan. Itu tanggung jawab kita bersama, harus saya lakukan. Bencana Kanjuruhan, tegasnya. .
Kapolres menulis dalam buku setebal 300 halaman itu tidak hanya tentang hukum dan ketertiban, tetapi juga tentang komunikasi dengan keluarga korban dan upaya Polresta Malang menjawab harapan mereka. Ia mengatakan metode hukum saja tidak cukup untuk mengatasi dampak pembunuhan tersebut.
Kapolri menambahkan, kontak langsung dengan keluarga korban menjadi bagian penting dalam proses penyembuhan luka masyarakat akibat tragedi ini. Timnya mendengarkan dengan cermat kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap keluarga korban dan terkadang melampaui tanggung jawab formal polisi.
“Itu bukan hal yang mudah dan tidak bisa dilupakan. Kita harus mengambil hikmah dari tragedi di Kanjuruhan ini, ini nilai-nilai penting,” ujarnya.
Kapolri dalam keterangannya mengatakan, ada tiga hal penting yang masih perlu dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat pasca bencana, yang pertama adalah keadilan transisi, yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada supremasi hukum untuk mengurangi konflik, dan keadilan transisional. kedua adalah pembangunan perdamaian. dan kejahatan, atau mendengarkan lebih banyak untuk meningkatkan hubungan dengan intelijen lokal, dan yang ketiga adalah mengidentifikasi dan mengatasi masalah keselamatan publik dan perilaku antara polisi dan masyarakat.
Tragedi Kanjuruhan menjadi pembelajaran penting yang harus diingat oleh Polresta Malang agar tidak terjadi lagi di kemudian hari, kata Kapolres Malang Putu Holis yang menulis buku tentang tragedi Kanjuruhan.