Kuala Lumpur, prestasikaryamandiri.co.id – Polisi Malaysia telah menangkap tersangka kedua dalam kasus cyberbullying yang menewaskan influencer sosial negara itu Rajeswary Appahu (30 tahun).
Media New Straits Times memberitakan pada Kamis (11/7/2024) bahwa seorang pria berusia empat puluh tahun ditangkap di Setapak, timur laut Kuala Lumpur, pada Rabu (10/7/2024). Polisi Sentul kemudian menahannya.
“Iya, dia sudah ditahan dan besok akan hadir di pengadilan untuk mengajukan permohonan penahanan,” kata Kapolsek Sentul, Asisten Kompol Ahmad Sukarno Mohd Zahari.
Sebelumnya hari ini, polisi mengeluarkan perpanjangan dua hari penahanan seorang wanita berusia 35 tahun yang merupakan tersangka pertama bunuh diri Rajeswary Appahu.
Rajeswary, yang dikenal sebagai tokoh media sosial Esha di TikTok bertema kecantikan, ditemukan tewas di rumahnya pada 5 Juli 2024.
Sehari sebelumnya, Rajeswary, yang juga seorang aktivis hak-hak Hindu, mengajukan laporan ke kantor polisi Dang Wangi tentang ancaman pembunuhan dan pelecehan seksual yang diterimanya secara online.
Menurut media lokal, Rajeswary tidak hanya dianiaya secara brutal di TikTok, tetapi juga disalahgunakan streaming langsung, yang memungkinkan komunikasi real-time antara pemirsa dan pembuat konten di platform media sosial.
Sukarno mengaku mendapat laporan dari pria berusia 39 tahun tentang ancaman yang diterima Rajeswary di TikTok. “(Pria) melihat dua postingan TikTok dari akun Dulal Brothers dan akun Alphaquinnsha TikTok tentang penghinaan dan ancaman terhadap Rajeswary,” ujarnya seperti dikutip media lokal.
Menurut New Straits Times, Dulal Brothers adalah nama akun yang terkait dengan tersangka kedua,
Beberapa hari setelah kematian Rajeswary, seorang wanita Malaysia, yang menjadi berpengaruh di media sosial, ditangkap untuk membantu penyelidikan.
Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil juga mengatakan dua jurnalis mengaku diancam oleh pelaku cyberbullying yang memanfaatkan Rajeswary.
Fahmi mengatakan para jurnalis mengatakan kepadanya bahwa pelaku cyberbullying mencoba mengintimidasi mereka dengan mengambil foto rumah dan anggota keluarga mereka.
Kasus Rajeswary memicu kemarahan di seluruh Malaysia, dan menyoroti isu cyberbullying yang lebih luas di negara tersebut. Fahmi mengingatkan, budaya buruk ini tidak boleh tumbuh di Malaysia.
Fahmi berjanji akan mengangkat isu cyber bullying pada rapat kabinet 12 Juli mendatang.