Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Presiden Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan, faktor utama yang memungkinkan sektor multi pembiayaan (sektor pembiayaan) hanya tumbuh satu digit hingga triwulan III 2024 adalah debitur. peringkat persetujuan yang terus turun. 

Banyak permohonan yang masuk yang mengalami pengurangan penerimaan kendali atau dikenal dengan kendali OJK sebagai debitur yang bermasalah dalam pembayaran.

“Jadi, tingkat persetujuan permohonan yang masuk ke industri, misalnya industri otomotif, dari 70% menjadi 80% yang tadinya bisa disetujui, sekarang sudah turun di bawah 50% yang bisa disetujui agen komersial pembiayaan,” jelas Suwandi. . Wiratno dalam “Investor Market Today” di IDTV, Jumat (15/11/2024).

Hal ini berimplikasi pada melambatnya pertumbuhan industri multifinancing karena volume pembiayaan yang disetujui sedikit menurun. Melemahnya daya beli masyarakat berdampak pada cicilan debitur yang ada. Namun perusahaan di sektor pembiayaan mampu mempertahankan kredit bermasalah (NPF) di level 2,6%.

“Nah, di angka 2,6% itu masih bagus kan? Tentu saja masih bagus untuk kita karena kita punya regulasi dengan kredit bermasalah yang tidak melebihi 5% nettonya.” adalah 2,6% bruto dikurangi cadangan yang masing-masing kita di sektor jasa keuangan mempunyai cadangan yang cukup,” tutupnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan piutang multi pembiayaan akan tumbuh 10% hingga 12% pada tahun 2024. Namun, realisasi pertumbuhan tersebut kemungkinan akan melenceng dari target. 

CEO Lembaga PVML OJK Agusman menjelaskan kredit multifinancing mencapai Rp501,78 triliun pada September 2024. Namun kredit multifinancing hanya tumbuh single digit atau 9,39% year-on-year selama 9 bulan.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *