Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Industri kedai kopi di Indonesia diperkirakan memiliki pangsa pasar sebesar US$2,1 miliar (Rp 33,3 triliun) dan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 10 persen dalam beberapa tahun ke depan.
“Indonesia memiliki potensi besar sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia,” kata Viko Lomar, CEO Fore Coffee, perusahaan rantai kopi F&B premium di Indonesia, dilansir Antara, Kamis (5/12/2024).
Vico Lomar meyakini industri kopi di Indonesia masih memiliki prospek perbaikan yang baik. Berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), Indonesia: Annual Coffee, konsumsi kopi di Indonesia diperkirakan meningkat 10.000 karung menjadi 4,8 juta karung pada tahun 2024/2025, naik dari 4,45 juta karung pada tahun 2020/2021. Sekantong kopi sama dengan 60 kilogram.
Menurut USDA, peningkatan konsumsi ini disebabkan oleh stabilitas perekonomian yang terus membaik, khususnya pada industri makanan dan minuman serta perhotelan.
Meski demikian, Wiko mengatakan konsumsi kopi per kapita Indonesia masih tergolong rendah, hanya 1 kilogram per tahun, menjadikannya peringkat kedua dunia. Indonesia juga lebih rendah dibandingkan Filipina dengan rasio 27.800 orang per kedai kopi, ujarnya.
Sebagai perbandingan, data Redseer Analysis (2023) mencatat konsumsi kopi per kapita di negara-negara seperti 12 kg per kapita di Finlandia atau 5 kg per kapita di AS.
Ia mengatakan, Fore Coffee, salah satu pionir brand kopi nasional dengan aplikasi digital, berupaya merangsang pertumbuhan industri kopi nasional dengan membuka kedai kopi di seluruh Indonesia.
Hingga September 2024, Fore Coffee akan membangun jaringan sebanyak 216 gerai yang tersebar di 43 kota, sehingga mendukung industri kopi di Indonesia. “Didirikan pada tahun 2018, Fore Coffee melakukan ekspansi ke Singapura dengan membuka gerai pertamanya di Bugis Junction mulai November 2023,” kata Vico.