Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Industri manajemen fasilitas (FM) atau industri outsourcing di Indonesia dinilai sudah mapan. Pasar Indonesia lebih baik dibandingkan Vietnam dan Kamboja, namun masih kalah dibandingkan Singapura.
“Pasar Indonesia sudah matang, kami telah mengoperasikan layanan fasilitas selama 20 tahun terakhir, pertumbuhannya tinggi di Indonesia,” Managing Director PT OCS Global Service atau OCS Indonesia, perusahaan jasa manajemen fasilitas asal Inggris, Jeffry Johary, kepada Beritasatu. com usai konferensi pers “Tren Manajemen Fasilitas Global Pasar Indonesia 2024” di Jakarta, Senin (24/4/2024).
Industri manajemen fasilitas memberikan layanan kepada sejumlah perusahaan, termasuk menyediakan staf dalam pemeliharaan teknis, layanan pembersihan, tata graha, keselamatan dan keamanan, lansekap, dan manajemen energi.
Jeffery mengatakan industri manajemen fasilitas di Vietnam atau Kamboja masih dalam tahap awal. “Di sana sedang dalam tahap awal produksi,” ujarnya.
Sedangkan industri unggulan di Indonesia adalah Singapura dan Thailand. Banyak pekerja Indonesia yang bekerja di Singapura dan Malaysia. Thailand menjadi tujuan pekerja dari Laos, Kamboja, dan Myanmar. “Singapura dan Thailand dinilai maju dalam hal mobilitas masyarakat, sehingga industri pengelolaan fasilitasnya sudah sangat matang,” ujarnya.
Jeffry mengatakan pendirian industri pengelolaan fasilitas di Up Indonesia dipercepat akibat pandemi Covid-19. Perusahaan di Indonesia membutuhkan efisiensi dan keamanan dengan menggunakan FM.
Ia mencontohkan sebuah perusahaan pengelola fasilitas di industri kesehatan, tidak hanya melakukan pekerjaan pembersihan umum, tetapi juga harus mampu melakukan pembersihan mendalam, atau pembersihan khusus untuk menjamin kesehatan pasien. “Pada saat yang sama, di industri pusat data dan pembangkit listrik, para pekerja berusaha menghindari lebih sedikit waktu untuk mengurangi kerugian finansial,” kata Jeffry.
Jeffry mengatakan industri yang saat ini paling sering menggunakan pengelolaan fasilitas dengan mengedepankan pertimbangan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) adalah manufaktur, perbankan, sumber daya, distribusi, dan transportasi. “Ya memang ada beberapa perusahaan yang masih melihat industri manajemen fasilitas sebagai cost center, bahkan kami ingin membukanya kepada masyarakat untuk melihatnya dari bingkai yang lebih besar,” ujarnya.
Kemudian, OCS Indonesia berkolaborasi dengan Diversey, bagian dari Solenis, membahas tren industri FM terkait sektor industri Indonesia. Acara ini akan menghadirkan pakar industri dan pemimpin perusahaan.
Bergabung dengan Presiden SIFMA atau Singapore International Facilities Management Association, Mr. Frank Ngoh Koh Fui, Chief Operating Officer OCS Indonesia Ricardo Purba, dan VP Marketing MEA dan APAC/Global VP Consumer Brands Karel van Gorp.
Bapak Amit Menon, country head Diversey Indonesia, mengatakan bahwa Diversey berkolaborasi dengan OCS Indonesia untuk mendorong perkembangan industri FM di tanah air.