Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Menteri Perekonomian Airlanga Hartarto meminta pemerintah Korea Selatan membantu negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk membuka pasar kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
“Saya berharap ekosistem kendaraan listrik bisa lebih dalam lagi, dan tentunya Korea Selatan akan meminta bantuan untuk berbicara dengan AS agar IRA (Inflation Reduction Act) bisa membuka pasar produk ke Amerika hasil kerja sama LG. dan Hyundai.” , kata Airlanga Hartarto, dikutip Antara, Jumat (24/05/2024).
Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution telah berinvestasi di Indonesia dan saat ini sedang membangun pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat.
Selain investasi Hyundai dan LG, dia mengatakan ada beberapa kerja sama lain antara Indonesia dan Korea Selatan, seperti perluasan pabrik petrokimia Lotte dan pembangunan cluster baja Krakatau Steel-Posco.
Meski demikian, Airlangga menyatakan masih ada beberapa perjanjian kerja sama yang belum terealisasi, seperti perluasan akses pasar bagi UKM di Indonesia melalui platform elektronik Korea Selatan, penerapan carbon capture and storage (CCS), produksi energi hidrogen/amoniak, dan konstruksi. pembangkit listrik tenaga air.
Ia juga berharap Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan Ahn Duk Geun dapat membantu memperkuat dan memperdalam transisi kerja sama industri, komersial, dan energi kedua negara.
“Kami yakin kerja sama kami akan tumbuh dan berkembang di masa depan juga,” ujarnya.
Terkait hal tersebut, Airlanga juga mengundang Anna untuk menghadiri pertemuan ke-3 Joint Committee for Economic Cooperation (JCEC) di Jakarta pada Juli 2024.
Pada saat yang sama, Ann menawarkan kesempatan kerjasama pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir melalui Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI).
Fasilitas ini telah mengembangkan teknologi Small Modular Reactor (SMR), yang dirancang lebih aman dan lebih sedikit karbon dibandingkan reaktor konvensional. SMR dapat menjadi solusi energi alternatif khususnya di daerah terpencil.
Hubungan perdagangan Indonesia dan Korea Selatan kini memasuki dekade kelima. Kementerian Koordinator Perekonomian mencatat total volume transaksi keuangan kedua negara akan mencapai $20,8 miliar pada tahun 2023.