Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Yield Surat Utang Negara (SUN) pada pekan ini diperkirakan naik pada kisaran 6,50%-6,90% setelah sempat sedikit melemah pada pekan lalu. Selain itu, kabar baik suku bunga rendah berpotensi meningkatkan investasi asing di pasar obligasi Indonesia.
Ahmad Nasrudin, Analis Pendapatan Tetap PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), mengatakan imbal hasil SUN tenor 10 tahun diperkirakan akan naik tipis dalam kisaran terbatas setelah sempat turun tajam pada pekan lalu.
“Penurunan tajam minggu lalu membuat harga menjadi lebih mahal. Oleh karena itu, investor menunda pembelian dan lebih memilih jangka menengah yang tetap menarik karena kenaikan harga (penurunan imbal hasil) tidak sebesar jangka waktu 10 tahun,” ujarnya kepada Investor Daily kepada publikasi tersebut. . Minggu (19.05.2024).
Ahmed menambahkan, imbal hasil SUN tenor 10 tahun ditawarkan sebesar 6,75%, turun dibandingkan akhir bulan lalu sebesar 7,22% karena besarnya aliran dana asing yang masuk. Pembelian bersih di pasar SBN berjumlah Rp 5,30 triliun dan Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI) Rp 19,17 triliun pada 13-16 Mei 2024, berdasarkan data transaksi Bank Indonesia (BI).
“Orang asing memanfaatkan depresiasi rupee dan koreksi harga dalam beberapa pekan terakhir untuk membeli dengan harga murah dan mendapatkan lebih banyak unit untuk setiap dolar yang dibelanjakan,” kata Ahmed.
Sementara untuk pekan ini, Ahmed memperkirakan imbal hasil SUN tenor 10 tahun akan bergerak pada kisaran 6,50% – 6,90% dengan kecenderungan ditutup pada kisaran 6,8%. Di antara beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan imbal hasil adalah hasil rapat Bank Indonesia yang mungkin akan mempertahankan suku bunga, pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell, serta risalah rapat Federal Reserve terakhir yang akan memberikan masukan. dalam perspektif. untuk kebijakan moneter di masa depan.
“Mood di Eropa juga relatif positif, ada peluang penurunan suku bunga lebih cepat dibandingkan AS. Ini akan menguntungkan negara-negara berkembang, karena sentimen negatif pasar sudah sedikit berkurang,” kata Ahmad.