Chicago, prestasikaryamandiri.co.id – Para ilmuwan mengaku khawatir dengan kemungkinan flu burung menjadi wabah baru. Senin (1/7/2024) banyak ahli penyakit yang mengatakan hal tersebut.

Sejak tahun 2020, para ilmuwan telah mengamati jenis baru flu burung, H5N1, pada burung yang bermigrasi. Namun, penyebaran penyakit ini ke 129 peternakan sapi perah di 12 negara bagian Amerika telah menunjukkan adanya pergeseran ke populasi manusia yang lebih rentan.

Infeksi unggas juga terjadi pada beberapa mamalia, termasuk kucing rumahan.

Scott Hensley, seorang profesor biologi di Universitas Pennsylvania mengatakan, “Sepertinya epidemi ini terjadi secara perlahan.

“Saat ini ancamannya rendah. Namun hal itu bisa berubah dalam sekejap,” lanjutnya.

Dengan adanya peringatan dini mengenai penularan pada manusia, pejabat kesehatan global dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi masyarakat, termasuk meningkatkan imunisasi, pengujian secara luas, dan tindakan pengendalian.

Pengawasan pemerintah federal terhadap sapi perah AS saat ini terbatas pada pengujian sapi sebelum melintasi batas negara bagian. Pejabat kesehatan pemerintah dan pakar flu mengatakan bahwa upaya pengujian di negara tersebut tidak memadai, sementara pengujian terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan hewan yang sakit masih terbatas.

“Anda perlu mengetahui peternakan mana yang sehat, berapa banyak sapi yang sehat, bagaimana virus menyebar, berapa lama sapi tersebut terinfeksi,” kata Ron Faucher, ahli epidemiologi influenza Belanda di Erasmus Medical Center dan ahli penyakitnya jalan.” Rotterdam.

Dalam situasi saat ini, Dr. Jean Marasso, direktur Pusat Pengendalian Alergi dan Penyakit Amerika, mengatakan pengamatan terhadap manusia terbatas.

Marasso menggambarkan sistem pengawasan influenza Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS sebagai sistem pelaporan dan presentasi. Departemen Pertanian AS telah meningkatkan pengujian terhadap ternak, namun tidak mengatakan peternakan mana yang terkena dampaknya.

Beberapa ahli mengatakan pendekatan yang berbeda dari lembaga kesehatan hewan dan manusia dapat menghambat respons yang cepat.

“Jika Anda merancang sistem dari awal, Anda mempunyai hak untuk bertindak,” kata Gigi Gronwall, pakar biosekuriti di Johns Hopkins Center for Health Security.

“Ini bukan satu-satunya contoh masalah lingkungan atau hewan yang menyebabkan masalah bagi manusia,” katanya.

Juru bicara USDA mengatakan badan tersebut bekerja sepanjang waktu dengan CDC dan mitra lainnya untuk memberikan tanggapan menyeluruh terhadap pemerintah. Penelitian yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa pasokan makanan di AS aman, hewan yang terinfeksi pulih setelah beberapa minggu, dan risiko terhadap kesehatan manusia minimal.

Perlu diketahui, beberapa penyakit menular, termasuk Covid-19, terjadi tanpa peringatan. Pada pandemi terakhir yang disebabkan oleh H1N1 pada tahun 2009, virus ini dan produknya menyebar ke hewan selama beberapa tahun.

Menurut Hensley, pemantauan ketat akan membantu mempersiapkan otoritas kesehatan.

Tiga orang di Amerika Serikat dinyatakan positif mengidap flu burung H5N1 sejak akhir Maret 2024 setelah melakukan kontak dengan sapi dan mengalami gejala ringan. Seorang pria di Meksiko terinfeksi strain H5 yang belum pernah terlihat pada manusia dan tidak pernah melakukan kontak dengan hewan. Wabah lain yang disebabkan oleh berbagai jenis flu burung telah dilaporkan di India, Tiongkok dan Australia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan risiko penularan virus H5N1 dari manusia ke manusia rendah karena tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia. Ada banyak alat yang tersedia, antara lain vaksin H5N1 yang tersedia dalam jumlah besar, dan obat antivirus seperti Tamiflu. 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *