Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Obat steroid berperan penting dalam pengobatan jika digunakan sesuai indikasi dan anjuran dokter. Namun obat ini memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang sehingga mengonsumsinya terlalu banyak dapat menimbulkan masalah.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap langkah penyembuhan bagi pengguna yang sudah mengalami efek samping steroid.
Agustini Utari, Direktur Unit Kerja Koordinasi Endokrin (UKK) IDAI, menjelaskan, tidak ada penyembuhan langsung dengan menghentikan penggunaan narkoba.
“Apalagi dengan penggunaan jangka panjang, sebaiknya asupan steroid dikurangi secara bertahap. Namun, jika penggunaan jangka pendek, steroid bisa dihentikan lebih cepat,” jelas webinar tersebut. (Kamis, 17 Oktober 2024).
Agustini menambahkan, tanda-tanda penyakit yang memerlukan pengobatan steroid antara lain lupus, kerusakan ginjal, dan peradangan parah. Untuk penggunaan jangka panjang, pengguna biasanya perlu diawasi selama dua minggu.
Indikasi penggunaan obat steroid antara lain penyakit seperti lupus, kerusakan ginjal, dan peradangan parah. Umumnya penggunaan jangka panjang memerlukan pemantauan kurang lebih dua minggu, lanjutnya.
Steroid belakangan menjadi sorotan setelah terjadi kejadian di Surabaya di mana seorang anak di bawah usia 3 tahun diberi steroid dalam jumlah berlebihan. Menyikapi hal tersebut, IDAI mengimbau para orang tua dan wali untuk memahami penggunaan obat steroid.
Menurutnya, obat ini sering digunakan untuk meningkatkan nafsu makan dan mendorong pertumbuhan berat badan pada anak. Namun efek sampingnya dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang yang dapat mengakibatkan anak menjadi lebih pendek.