Cirebon, prestasikaryamandiri.co.id – Banyak warga Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang tidak percaya Pegi Setiawan yang ditangkap petugas polisi adalah Pegi alias Perong. Pasalnya, beredar kabar di masyarakat bahwa Peggy alias Perong yang diduga terlibat dalam pembunuhan Veena dan Eka adalah orang lain dan merupakan anak kelas menengah atas.

Ibu kandung Pega, Kartini (48), berharap anaknya bisa dibebaskan kembali karena yakin anaknya tidak terlibat dalam pembunuhan Veena dan Ekka. “Saya harap bapak bisa membantu saya dalam situasi ini. Anak saya tidak bersalah, ini DPO yang berbeda, alamat yang berbeda, kenapa ini menyangkut anak saya, mengapa anak saya yang dituduh. Ya,” harapnya.

“Bebaskan anak saya dari segala ejekan ini,” ujarnya kepada prestasikaryamandiri.co.id, Jumat (24/05/2024).

Saat berkunjung ke kediaman Pega, prestasikaryamandiri.co.id mencatat kakek, nenek, ibu kandung, dan dua adiknya tinggal di rumah tersebut.

Kondisi rumah terlihat bobrok. Tidak ada meja atau kursi di rumah itu. Padahal, atap rumah tidak ditutup dengan atap melainkan hanya menggunakan genteng.

Setelah Peggy ditangkap polisi, Kartini harus menjadi tulang punggung keluarga. “Saya bekerja sebagai pembantu rumah tangga atau pembantu rumah tangga di rumah pengacara saya. Saya sudah bekerja di sana selama 10 tahun,” ujarnya.

Sedangkan ayah kandung Pega saat ini tinggal bersama istri mudanya di Bandung, Jawa Barat, dan bekerja di sebuah restoran. “Tahun 2016, ayahku bekerja di bidang konstruksi bersama Peggy, menikah dengan istri mudanya di Bandung. Sekarang karena sudah tua, dia berhenti membangun, sekarang dia bekerja di sebuah restoran di Bandung,” katanya.

Kartini yang berada di Cerebane mendapat kabar penangkapan Pega dari ayahnya. “Saya mendapat kabar penangkapan dari majikan saya, ayahnya menelepon majikan saya dan mengatakan bahwa Peggy telah ditangkap,” ujarnya.

Mendengar informasi tersebut, Kartini tak menyangka anaknya akan ditahan petugas polisi. Dia juga depresi dan hampir tidak sadarkan diri.

“Bagaimana perasaan saya, saya langsung terpana, ketika saya mendengar anak saya ditangkap, saya hampir pingsan. Anak saya tidak berbuat salah, dia tidak berbuat apa-apa. Bagaimana perasaan seorang ibu? Jika dia melihat anaknya ditangkap polisi tanpa alasan. melakukan kesalahan,” katanya.

Padahal, Kartini pernah ingin menggantikan putranya di balik jeruji besi. “Sedih banget, hati saya terkoyak. Seandainya bisa, kalau terjadi apa-apa dengan anak saya, saya akan menggantikannya. Apalagi saat saya ditangkap, saya jauh dari dia, saat saya tidak melihat anak saya saat dia ditangkap.” ditangkap.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *