Beirut, prestasikaryamandiri.co.id – Milisi Hizbullah mengumumkan dimulainya perang tanpa batas melawan Israel, setelah serangan besar-besaran yang dilakukan pasukan negara Zionis di Lebanon.
“Israel telah melakukan tiga kejahatan perang yang akan merugikan kami,” kata Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem, Minggu (22/9/2024).
Pimpinan resmi kedua kelompok bersenjata Lebanon tersebut merujuk pada ledakan peralatan komunikasi Hizbullah pada 17-18 September dan serangan udara Israel di pinggiran ibu kota Beirut pada 20 September.
Qassem menekankan bahwa serangan Israel terbaru memiliki tingkat kebrutalan yang belum pernah terlihat dalam beberapa tahun terakhir. “Kami akui kami sangat rugi. Namun penderitaan yang sama juga mereka rasakan,” ujarnya.
Wakil pemimpin Hizbullah menyatakan bahwa Israel tidak dapat mencapai tujuannya dan kelompok bersenjata Lebanon akan terus mendukung Palestina hingga berakhirnya pertempuran di Jalur Gaza. “Apa yang terjadi kemarin adalah titik awal perang tanpa batas,” ujarnya merujuk pada Hizbullah yang meluncurkan lebih dari 100 rudal dan roket ke wilayah Israel.
Presiden Israel Isaac Herzog menegaskan negaranya tidak ingin ketegangan berubah menjadi perang habis-habisan dengan Hizbullah. Namun, dia memperingatkan Tel Aviv akan berjuang sekuat tenaga jika hal itu terjadi.
Komandan tentara Israel Herzi Halevi juga mengumumkan bahwa dia sedang mempersiapkan langkah selanjutnya dalam konflik tersebut, namun tidak mengungkapkan informasi spesifiknya.
Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat akan melakukan segala kemungkinan untuk mencegah penyebaran konflik di kawasan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan eskalasi konflik bukan demi kepentingan Israel. Dia menambahkan bahwa Washington telah membicarakan hal ini secara langsung dengan Tel Aviv dan yakin ada peluang untuk solusi diplomatik.
Pertempuran lintas batas antara Israel dan Hizbullah terjadi hampir setiap hari sejak konflik di Gaza meletus pada Oktober 2023 dan telah menyebabkan ratusan orang tewas, sebagian besar adalah pria bersenjata di Lebanon, dan puluhan tentara Israel. Bentrokan juga memaksa puluhan ribu orang dari kedua sisi perbatasan meninggalkan rumah mereka.
Pertempuran antara kedua belah pihak meningkat ketika Hizbullah mengalami dua serangkaian ledakan peralatan komunikasi pekan lalu, yang menyebabkan sedikitnya 39 orang tewas dan lebih dari 3.000 orang terluka. Hizbullah dan Iran menuduh Israel sebagai pelakunya. Sementara itu, Tel Aviv tidak menyangkal atau mengakui.