Pekanbaru, prestasikaryamandiri.co.id – Orang tua Prada Josua Lumban Tobing menangis histeris di Detasemen Polisi Militer (Denpom) Mabes Pekanbaru, Riya. Mereka meminta Pom TNI melakukan otopsi terhadap jenazah Josua dan mengusut tuntas penyebab kematian putra sulungnya yang dinilai tidak wajar tersebut.
Prajurit Joshua Lumban Tobing yang bertugas di Batalyon Infanteri Bima Shakti 132, Kabupaten Kampar, Riau, bunuh diri. Prada Joshua dikabarkan mengakhiri hidupnya setelah putus dengan pacarnya.
Namun pihak keluarga tidak mempercayai hal tersebut dan menganggap kematian Prada Joshua tidak wajar.
Untuk mengungkap cadar, orang tua Prada Josua mendatangi Denpom Pekanbaru pada Rabu (6/11/2024) sore bersama kuasa hukumnya. Mereka datang untuk menuntut keadilan, informasi dan melaporkan kematian Joshua.
Pengacara orang tua Prada Joshua, Freddie Simanjantak mengungkapkan Joshua meninggal pada 30 Juni 2024. Ia tewas gantung diri dalam posisi duduk saat batalion beroperasi di Bankkinang, Kabupaten Kampar.
“Keluarga korban sempat meminta RS Bhayangkara dan Denpom Pekanbaru untuk melakukan autopsi. Namun ternyata RS Bhayangkara saat itu tidak menyetujuinya karena penyidik dan Denpom belum mengajukan permintaan tertulis kepada RS Bhayangkara untuk melakukan autopsi,” kata Freddy.
Hal ini membuat pihaknya melaporkan hal tersebut ke Puspom TNI AD di Jakarta dan status laporan ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan.
“Kami mendapat informasi dari dalam (Denpom Pekanbaru), dia sudah di BAP dan sudah menerima laporan kami. Denpom Pekanbaru menjanjikan akan segera dilakukan autopsi,” kata Freddy.
Pihak keluarga berharap kasus meninggalnya Prada Josua Lumban Tobing segera teratasi. Karena banyak kejanggalan di balik meninggalnya mendiang Joshua, pungkas Freddie.
Ayah Prada Joshua, Wilson Tobing, meminta Presiden Prabowo Subianto, Kasad, dan Panglima TNI mengusut masalah tersebut.
“Kami meminta agar kasus anak kami segera diselesaikan agar dilakukan visum anak saya dan hasilnya (diumumkan) transparan dan profesional,” ujarnya.