Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah 130/80 mmHg atau lebih.

Kondisi ini dapat dideteksi dengan pemantauan tekanan darah secara cermat dan dapat dikontrol dengan perubahan gaya hidup serta pengobatan yang diresepkan oleh dokter.

Meski demikian, biaya pemeriksaan rutin dan obat-obatan tidaklah murah, namun menghentikan pengobatan hipertensi dapat meningkatkan risiko komplikasi yang justru membutuhkan biaya lebih besar. Berikut penyebab, gejala, dan cara terjadinya hipertensi seperti dikutip Mayo Clinic, Jumat (14/6/2024).

Penyebab hipertensi Tekanan darah ditentukan oleh dua faktor: jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan seberapa sulit darah mengalir melalui arteri. Semakin banyak darah yang dipompa jantung dan semakin sempit arteri, semakin tinggi pula tekanan darahnya. Ada dua jenis utama hipertensi.

1. Hipertensi primer (hipertensi esensial) Pada kebanyakan orang dewasa, penyebab tekanan darah tinggi tidak dapat diidentifikasi. Tipe ini disebut hipertensi primer atau esensial. Hipertensi primer berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun. Di Amerika, 19 dari 20 penderita tekanan darah tinggi mengidap tipe ini.

Faktor risiko pola makan dan gaya hidup tertentu dapat meningkatkan risiko hipertensi primer. Misalnya saja mengonsumsi banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah.

Banyak orang dengan kondisi ini sensitif terhadap garam, sehingga mengonsumsi sedikit garam saja dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Penumpukan plak di arteri, yang disebut aterosklerosis, juga meningkatkan risiko hipertensi.

2. Hipertensi sekunder Hipertensi jenis ini disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya dan cenderung menunjukkan tekanan darah yang lebih tinggi secara tidak terduga dibandingkan hipertensi primer.

Penyebab hipertensi sekunder antara lain penyakit ginjal, kelainan adrenal, kelainan tiroid, dan kelainan jantung bawaan. Hipertensi sekunder biasanya lebih mendadak dan parah dibandingkan hipertensi esensial.

Gejala Hipertensi Tekanan darah tinggi biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun. Jadi satu-satunya cara untuk mendeteksi hipertensi adalah dengan memeriksakan tekanan darah Anda.

Meski tekanan darahnya mencapai sangat tinggi. Anda bisa menderita tekanan darah tinggi selama bertahun-tahun tanpa gejala. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi mungkin mengalami sakit kepala, sesak napas, dan mimisan.

Namun gejala ini tidak spesifik. Penyakit ini biasanya tidak berkembang sampai tekanan darah tinggi mencapai tahap yang serius atau mengancam jiwa.

Cara menghindari hipertensi Mengikuti gaya hidup sehat adalah cara terbaik untuk menjaga tekanan darah Anda dalam kisaran yang disarankan. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah hipertensi.

1. Menjaga berat badan yang sehat Menjaga berat badan ideal sangatlah penting. Semakin tinggi indeks massa tubuh (BMI) Anda, semakin besar peluang Anda terkena tekanan darah tinggi.

2. Periksa tekanan darah secara teratur Jika Anda berusia di atas 40 tahun, kelebihan berat badan, tidak banyak bergerak, atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, sangat penting untuk memeriksa tekanan darah secara teratur.

3. Berhenti merokok Nikotin dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Ketika nikotin masuk ke dalam tubuh, ia memberi sinyal pada otak untuk melepaskan hormon adrenalin, yang menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

4. Makan makanan yang menyehatkan jantung Pola makan yang sehat sangat penting untuk mencegah hipertensi. Makanlah makanan yang kaya akan biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan protein tanpa lemak. Kurangi asupan natrium dan alkohol untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *