Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Harga minyak turun lebih dari 1% pada Rabu (22/05/2024), penurunan hari ketiga berturut-turut. Pemotongan tersebut terjadi setelah pejabat Federal Reserve (Fed) mengindikasikan bahwa penurunan suku bunga mungkin tertunda karena berlanjutnya inflasi. Hal ini menghidupkan kembali kekhawatiran mengenai permintaan minyak.
Minyak mentah berjangka Brent naik 98 sen, atau 1,18 persen, menjadi $81,90 per barel, menurut Reuters. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun $1,09, atau 1,39%, menjadi $77,57. Keduanya turun sekitar 1% pada Selasa lalu.
Pejabat Federal Reserve mengatakan pada pertemuan terakhir mereka bahwa inflasi kemungkinan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk terkendali dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi biaya pinjaman, sehingga menyediakan likuiditas yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.
Di sisi lain, pasar minyak mentah tertekan oleh pelemahan fundamental seperti penurunan harga minyak mentah berjangka Brent dan melemahnya margin keuntungan perusahaan penyulingan minyak. Hal ini kemungkinan akan mendorong OPEC+ untuk memperpanjang pengurangan produksi pada pertemuan Juni 2024 untuk mendukung harga.