Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Harga minyak melemah pada perdagangan Kamis (30/5/2024) dan melemah selama dua hari berturut-turut. Hal ini disebabkan oleh tidak akuratnya laporan permintaan minyak oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), serta kenaikan harga bahan bakar yang tiba-tiba dan berkurangnya cadangan minyak.
Seperti dilansir Reuters pada Jumat (31/5/2024), harga minyak mentah Brent turun $1,74 (2,1%) menjadi $81,86 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$1,32 (1,7%) menjadi US$77,91 per barel.
Persediaan minyak mentah AS turun lebih dari perkiraan pada pekan lalu karena kilang-kilang minyak meningkatkan penggunaan ke level tertinggi dalam lebih dari sembilan bulan, kata Badan Informasi Energi AS.
Namun, meskipun produksi meningkat, kurangnya permintaan menyebabkan lonjakan harga bahan bakar secara tiba-tiba dan berkurangnya persediaan minyak.
“Kelemahan di pasar bensin terus membebani sektor minyak lainnya,” kata analis minyak StoneX, Alex Hoards.
Para analis memperkirakan Memorial Day pada 27 Mei, awal musim berkendara di AS, akan meningkatkan harga bensin. Namun perkiraan EIA mengenai permintaan bensin turun hampir 2% dari minggu lalu menjadi 9,15 juta barel per hari.
Mitra Capital lainnya, John Kilduff, memperkirakan harga bensin akan turun sebelum liburan akhir pekan, namun ketika produsen mulai memproduksinya, pasokannya menjadi terlalu banyak.
“Meski saya perkirakan kebutuhan BBM mencapai 9,5 juta per hari pada akhir pekan lalu, namun kebutuhan BBM masih bagus,” ujarnya.
Harga bensin di AS turun lebih dari 2% ke level terendah dalam tiga bulan di $2,40 per galon, sementara harga solar ultra-rendah sulfur mencapai level tertinggi dalam 11 bulan.
Investor minyak juga berhati-hati menjelang pertemuan OPEC+ akhir pekan ini. Kelompok produsen akan memutuskan apakah akan memperluas, memperdalam atau mempersempit penawaran produk.
Harga minyak yang lemah dan kenaikan harga minyak global membantu meyakinkan produsen OPEC+, termasuk Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, untuk terus memangkas produksi pada pertemuan mereka pada tanggal 2 Juni 2024.