Batavia, prestasikaryamandiri.co.id – Harga minyak dunia naik 1% pada perdagangan Kamis (27/6/2024) akibat tekanan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa terkait kekhawatiran terganggunya pasokan minyak mentah global. Selain itu, terjadi juga peningkatan dramatis pada pasokan minyak mentah dan bensin di Amerika Serikat (AS), berdasarkan tingkat harga yang tinggi.
Berdasarkan Reuters, pada Jumat (28/6/2023), harga minyak mentah Brent naik US$1,14 (1,34%) menjadi US$86,39 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 84 sen (1,04%) menjadi US$81,74. Harga minyak WTI berjangka juga naik lebih dari US$1 per barel pada awal perdagangan.
Ketegangan lintas batas telah berkobar antara Israel dan Hizbullah Lebanon, meningkatkan kekhawatiran bahwa perang yang lebih luas dapat melibatkan negara lain, termasuk produsen minyak utama Iran.
Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan sangat prihatin dengan situasi di Lebanon dan menyerukan untuk menahan diri.
Analis Panmure Gordon Ashley Kelty mengatakan dampak apa pun bisa berdampak besar pada pasokan minyak mentah dari Timur Tengah.
Sementara itu, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan negaranya berdiri dalam solidaritas dengan Lebanon dan meminta negara-negara lain untuk memberikan bantuan.
Israel juga menyerbu wilayah Gaza dan mengatakan kepada warga Palestina bahwa mereka harus pindah ke selatan. Pasukan Israel juga mengebom kota Rafah di selatan dalam apa yang digambarkan sebagai tahap terbaru operasi melawan militan Hamas.
Houthi Yaman kemudian menargetkan kapal Seajoy di Laut Merah dengan drone dan beberapa rudal serta drone.
Milisi Houthi, yang menguasai negara terpadat di Yaman, juga telah menyerang kapal-kapal di perairan lepas pantai negara itu selama berbulan-bulan, sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang memerangi Israel di Gaza.
Di Eropa, Rusia mempertimbangkan kemungkinan memburuknya hubungan dengan negara-negara Barat karena keterlibatan lebih dalam AS dan sekutunya dalam perang Ukraina, namun belum ada keputusan yang diambil.
Rusia mungkin mengurangi atau bahkan mengakhiri hubungan dengan negara-negara Barat. Hal ini mewakili eskalasi antara Rusia dan Barat mengenai Ukraina menyusul meningkatnya ketegangan terkait perang dalam beberapa bulan terakhir.
Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan lonjakan mingguan persediaan minyak mentah sebesar 3,6 juta barel. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan sebesar 2,9 juta barel.