Chicago, prestasikaryamandiri.co.id – Harga minyak mentah AS turun di bawah US$70 pada Rabu (04/09/2024) di tengah berkembangnya spekulasi bahwa OPEC+ akan menunda rencana peningkatan produksi bulan depan.
Harga West Texas Intermediate (WTI), yang merupakan patokan AS untuk kontrak Oktober, turun sebesar US$1,14 (1,62%) menjadi US$69,20 per barel. Minyak AS turun 3,4% tahun ini. Setelah jatuh 4% pada hari Selasa (03/09/2004), patokan AS mencapai $68,83 pada 13 Desember, atau sembilan bulan.
Pada saat yang sama, harga minyak Brent global untuk kontrak bulan November turun sebesar $1,05 (1,42%) menjadi $72,70 per barel.
Seperti dikutip dari CNBC International, “karena pertumbuhan permintaan tidak pasti dan gangguan pasokan tidak mungkin terjadi, semua orang sekali lagi beralih ke OPEC+,” kata analis Rystad Energy, Svitlana Tretyakova.
Dia mengatakan harga minyak akan turun sampai OPEC+ mengklarifikasi strategi keseluruhannya. “Pelemahan akan terus berlanjut,” katanya.
OPEC+ berencana meningkatkan produksi minyak pada bulan Oktober. Kedelapan anggota OPEC+ dilaporkan berencana meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Oktober, namun kelompok tersebut menjelaskan bahwa keputusan tersebut dapat dibatalkan tergantung pada kondisi pasar.
Namun, tiga sumber mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok tersebut sedang mempertimbangkan untuk menunda peningkatan produksi pada bulan Oktober. “Reaksi terhadap berita pasokan ini menunjukkan betapa lemahnya sentimen di pasar minyak,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Harga minyak juga berada di bawah tekanan setelah melemahnya aktivitas manufaktur di AS dan Tiongkok yang memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi. “Tiongkok telah menjadi masalah besar bagi minyak tahun ini,” kata Helima Croft, kepala strategi komoditas di RBC Capital Markets.
Sementara itu, kesepakatan untuk menyelesaikan perselisihan politik di Libya dapat mengakhiri gangguan pasokan dari negara Afrika Utara tersebut.