Chicago, prestasikaryamandiri.co.id – Harga emas melemah pada perdagangan Rabu (12/6/2024) setelah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan akan memangkas suku bunganya satu kali pada tahun ini dengan alasan meningkatnya inflasi.
Harga emas di pasar yang sama naik 0,3% menjadi $2,322 per ounce, setelah sebelumnya naik 1%, didukung oleh laporan inflasi atau harga konsumen AS yang secara mengejutkan lemah. Sementara itu, emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus ditutup naik 1,2% pada US$2.354.
Federal Reserve mempertahankan suku bunga stabil pada hari Rabu. Para pembuat kebijakan telah mengindikasikan bahwa mereka akan menurunkan suku bunga hanya sekali pada tahun 2024, turun dari usulan sebelumnya yaitu tiga kali pemotongan.
“The Fed tidak memangkas atau menaikkan suku bunga, sehingga investor beralih ke aset bebas risiko, termasuk emas, sehingga menyebabkan harga naik tajam dan terjadi aksi ambil untung,” kata Jeffrey Christian, Managing Partner CPM Group, seperti dikutip CNBC Internasional.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan usulan penurunan suku bunga The Fed merupakan perkiraan konservatif. Sementara itu, data yang lebih baik dibandingkan indeks inflasi disambut baik oleh pejabat Fed.
Data inflasi AS bulan Mei menunjukkan perlambatan. Secara tahunan, inflasi AS sebesar 3,3% pada bulan Mei, lebih rendah dari perkiraan dan lebih lambat dibandingkan inflasi pada bulan April 2024 (3,4%). Inflasi rata-rata (tidak termasuk harga pangan dan energi) naik 0,2%, dan perkiraan ekonom sebesar 0,3%.
Sementara itu, indeks dolar turun 0,6%, mengimbangi beberapa kerugian sebelumnya akibat rencana penurunan suku bunga The Fed.
Sementara di pasar yang sama, harga perak naik 1,5% menjadi US$29,69 per ounce, platinum naik 1,2% menjadi US$962,8, dan paladium naik 2,6% menjadi US$907,1.