Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Satriwan Salim, Koordinator Nasional Persatuan Pendidikan dan Guru (P2G), mengatakan guru terhormat masih merupakan kelompok masyarakat prasejahtera. Dengan gaji mulai dari Rp300.000 hingga lebih dari Rp1 juta, banyak guru terkemuka mengambil pinjaman dan melakukan pekerjaan lain untuk bertahan hidup.
“Kami sangat sedih dan khawatir jika kesejahteraan guru masih menjadi persoalan yang berkepanjangan. Masalah ini terjadi setiap hari sekolah atau guru setiap tahunnya. “Hal ini menunjukkan negara tidak terlalu bertanggung jawab terhadap kesejahteraan guru,” ujarnya saat dihubungi prestasikaryamandiri.co.id, Kamis (2/5/2024).
Satrivan mengatakan, kesejahteraan guru honorer baik negeri maupun swasta masih buruk. Faktanya, terdapat lebih dari 1,5 juta guru bergaji rendah di Indonesia.
Rata-rata gaji guru honorer negeri dan swasta berkisar Rp500.000 hingga Rp1 juta. Ada yang mematok Rp300.000 hingga 400.000. Jadi fenomena kesejahteraan guru ini terus berlanjut, ujarnya.
Perekrutan posisi open teaching menambah panjang daftar guru ternama di Indonesia.
Di sisi lain, Satriwan mengucapkan terima kasih kepada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang telah menyelesaikan permasalahan tersebut, yakni mengangkat banyak guru terhormat menjadi ASN P3K.
Sayangnya perekrutan guru menjadi ASN P3K tidak sejalan dengan tujuan pemerintah.
Menurutnya, tujuan dari kebijakan ini belum bisa dicapai oleh semua guru yang dihormati. Bahkan, kata dia, yang diangkat bukan hanya guru besar honorer, tapi juga guru besar baru pasca sarjana dan guru besar tetap.
Ia mengatakan, hal ini sangat disayangkan karena para guru terhormat yang merupakan kelompok masyarakat kurang mampu harus diprioritaskan untuk diangkat menjadi ASN P3K.
“Awal tahun 2020, akan ada 1 juta guru honorer yang ditetapkan menjadi ASN P3K, namun pada tahun 2024, yang akan diangkat hanya sekitar 700.000 guru, dan tidak semuanya honorer.”
Dalam kondisi seperti ini, banyak sekali guru-guru ternama di Indonesia yang terpaksa mengambil pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menafkahi keluarganya, seperti petani, pedagang, pemulung dan lain-lain.
Ia terutama berharap pemerintahan baru Prabowo-Gibran bisa membantu menyelesaikan masalah ini.