Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Menurut Pengawas Pendidikan Darmaningtyas, guru itu ada dua macam, ASN dan kejujuran. Dalam penawanan pinjaman online (pinjol), guru ASN terpaksa harus memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan guru honorer mengambil pinjaman karena gajinya yang rendah.
“Gaji guru terhormat itu sangat rendah, ada pula yang di bawah Rp1 juta per bulan, sehingga wajar jika mereka memilih pinjaman,” ujarnya, Rabu (8/5/2024).
Hal ini menawarkan dua solusi agar guru terhindar dari utang. Pertama, sebaiknya guru PNS menyesuaikan gaya hidup dengan pendapatannya agar tidak mengalami gagal bayar pinjaman.
Kedua, perlunya peningkatan pendapatan guru dengan melibatkan pemerintah daerah dan daerah.
Dikatakannya, guru honorer tingkat SD-SMP menjadi tanggung jawab pemerintah daerah/kota, sedangkan sekolah menengah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Oleh karena itu, kenaikan gaji tergantung pada kebijakan pemerintah yang tepat.
Dharma menyambut baik kebangkitan universitas. Hal ini memudahkan pergerakan guru di wilayah tersebut.
“Jadi saya melihatnya sebagai masalah kesejahteraan dan gaya hidup. “Kalau soal literasi, saya kira mereka tahu konsekuensi dari pernikahan,” tegasnya.
Diketahui, angka kredit bermasalah di kalangan guru mencapai 42%. Selain itu, menjangkau 3% pelajar dan 18% pelajar dan ibu rumah tangga.
Sementara itu, Konsultan Pendidikan Mohammad Amin memberikan solusi agar guru tidak terlilit utang. Pertama, literasi keuangan harus diajarkan sejak kecil. Secara khusus, masyarakat harus mampu mengelola keuangan pribadinya dan mencari solusi terbaik dalam menghadapi permasalahan keuangan.
Kedua, kata dia, perlunya lembaga keringanan utang yang bisa menjadi mitra dalam menyelesaikan permasalahan kredit.
Ketiga, pemerintah harus memantau dan memberantas lembaga-lembaga pinjol ilegal. Hal ini penting karena meminjam bisa menjadi berkah sekaligus bencana, katanya.
“Solusi lainnya adalah dengan meningkatkan akses kredit bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah agar tidak hanya mengandalkan kredit saja,” kata Amin.