Boyolali, prestasikaryamandiri.co.id – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah (meliputi Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Kabupaten Sleman) kembali mengirimkan aliran lahar dan awan panas ke arah barat daya sebanyak tujuh kali. Jarak luncur maksimum 1.200 meter.  

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geospasial (BPPTKG) menyatakan risiko yang terjadi saat ini berupa aliran lahar dan awan panas di wilayah selatan-barat daya sepanjang maksimal 5 km dan Bedog di sepanjang Sungai Boyong. , Sungai Krasak dan Bebeng berjarak paling jauh 7 km.

Di sebelah tenggara meliputi Sungai Voro sepanjang maksimal 3 km dan Sungai Gendol sepanjang 5 km. Sedangkan saat terjadi letusan eksplosif, material vulkanik dapat mencapai radius 3 km dari puncak.

Data pemantauan menunjukkan pasokan magma masih terus berlanjut sehingga berpotensi memicu awan panas guguran di wilayah rawan.

Kepala BPPTKG Susanto mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di daerah berisiko, terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi, dan masyarakat harus waspada terhadap bahaya banjir lahar dan awan panas (APG).

“Masyarakat harus mewaspadai gangguan akibat abu vulkanik letusan Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka pengoperasian Gunung Merapi akan segera ditinjau ulang,” ujarnya.

Meski Gunung Merapi kerap mengalami turunnya awan panas, namun masyarakat tetap melakukan aktivitas seperti mencari makan di ladang dan bercocok tanam di lereng Merapi di Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

“Gunung Merapi sering mengeluarkan awan panas dan terkadang terlihat lava cair berwarna merah yang keluar. Namun warga di sini masih mencari rumput dan tanaman di sawah,” kata Slamet, warga Selo Boyolali, saat ditemui prestasikaryamandiri.co.id, Senin (10 /6/2024). 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *