Sleman, prestasikaryamandiri.co.id – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali menunjukkan aktivitas vulkanik. Pada periode observasi yang berlangsung pada Jumat (10/11/2024), pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan (BPPTKG) meningkatkan aktivitas bencana lahar.
Tercatat 31 gempa bumi dengan amplitudo antara 3-20 mm dan durasi 56,8-185,6 detik. Dari seluruh aktivitas longsoran, ditemukan 25 longsoran di arah barat laut.
Direktur Jenderal BPPTKG Agus Budi Santosa dalam keterangannya, Jumat (10/11/24), mengatakan, “Kami menemukan 25 kawah arah barat daya (Kali Bebeng) dengan panjang 1.800 meter.
Berdasarkan laporan, cuaca cerah disertai angin kencang bertiup dari arah barat. Muncul asap putih tipis dengan ketebalan sedang, hingga 100 meter di atas perangkat. Selain itu, gempa berkekuatan magnitudo 3 mm tercatat terjadi selama 6,56 detik dengan S-P 0,4 detik.
Saat ini Merapi dalam status siaga (level III) yang mengindikasikan adanya risiko bahaya besar. Banjir dan awan hangat masih mungkin terjadi terutama di wilayah selatan-barat daya, antara lain Sungai Boi dengan kedalaman maksimum 5 kilometer, serta Sungai Bedok, Kasak, dan Betong dengan kedalaman maksimum 7 kilometer.
Di bagian tenggara, sungai Woro dan Gendol berpotensi terdampak pada jarak 3 dan 5 km dari puncak.
Warga di sekitar Gunung Merapi diimbau tidak melakukan aktivitas di kawasan berbahaya dan mewaspadai kemungkinan terjadinya lahar dan awan panas, terutama saat musim hujan.
Selain itu, abu vulkanik Merapi dapat menimbulkan gangguan pada kawasan sekitarnya.
Saat ini aliran magma di tubuh Gunung Merapi masih terus berlangsung. Apabila terjadi peningkatan aktivitas gunung api yang nyata, BPPTKG akan segera mengkaji kembali status aktivitas gunung tersebut.