Jakarta, prestasikaryamandiri.co.id – Ketua Umum (Ketam) Partai Golkar Airlangga Hartarto sependapat dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto terkait pihak yang tidak mau bekerja sama agar tidak menghambat pemerintahan baru ke depan.
Airlangga menegaskan, sistem politik Indonesia menyediakan lembaga legislatif atau parlemen yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai ruang bagi partai politik yang memilih jalan melawan pemerintah.
“Jadi tidak masalah jika ada parpol yang memutuskan keluar dari pemerintahan Prabowo, karena di pemerintahan selalu ada orang yang mendukung pemerintah, ada orang yang oposisi, dan ada orang yang tidak mau bergabung. . Oposisi,” kata Airlangga menjawab pertanyaan prestasikaryamandiri.co.id usai seminar ekonomi di Perguruan Tinggi Kanisius Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2024).
Menko Perekonomian menjelaskan, partai pendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebaiknya bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang merupakan gabungan beberapa partai politik.
Lulusan Kolese Kanisius tahun 1981 itu menambahkan, “Iya, nama-nama oposisi harus maju, ada ruang di parlemen. Nanti koalisi ikut.”
Airlangga mengatakan Golkar dan Prabowo memiliki visi yang sama untuk merangkul semua partai di pemerintahan periode 2024-2029.
“Sudah sepantasnya (merangkul seluruh parpol atau elite),” pungkas Airlangga.
Presiden terpilih Prabowo Subianto mengajak para elite politik untuk berkumpul pasca Pilpres 2024. Ia berpesan, jika ada elite yang tidak mau bekerja sama, jangan ikut campur dalam perjuangan pemerintahannya dan pembangunan Indonesia.
“Saya akan terus berjuang bersama-sama dengan semua pihak yang mau bekerja sama. Yang tidak mau bekerja sama tidak masalah. Mohon jadi penonton yang baik,” kata Prabowo di Rakornas PAN Pemenangan Pemilu 2024. di Jakarta, Kamis (9/5/2024).
Jika tidak ingin bekerja sama lebih jauh, jangan khawatir, ujarnya. Masyarakat tetap ingin bekerja. Kita ingin bekerja, kita ingin menyelamatkan kekayaan bangsa Indonesia, tambahnya.